Lihat ke Halaman Asli

Edi Abdullah

TERVERIFIKASI

Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Pesan Tersirat kepada Megawati

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

langkah Jokowi mulai semakin kelihatan ara kebijakannya terkait dengan calon Kapolri yg telah disetuji DPR dan sepertinya jokowi menerima saran Tim 9 yang telah dia bentuk untuk menangani kemelut Plri dan KPK dan sala satu saran Tim 9 yang paling controversial terkait dengan Calon Kapolri Komjen Budi Gunawan , Tim 9 merekomendasikan supaya Presiden Jokowi tidak melantik Komjen Budi gunawan sebagai Kapolri terkait dengan status hukumnya sebaagai tersangka oleh KPK.

Dan hari ini di istana Bogor jokowi menelpon lagsung ketua Umum Gerindra sekaligus mantan rivalnya dalam pemilihan Pilpres 2014 lalu namun peretemuan ini sendiri sepertinya akan membahas berbagai masalah khususnya masala kemelut KPK dan Polri yang selalu terjadi dalam setiap toga tahun sekali.

Pesan tersirat Pada Megawati

Pertemuanjokowi dengan Prabowo subianto pada sore hari ini kamis (29/1/2014) kemungkinan bukan merupakan pertemuan biasa karena kedatangan prabowo Keistana presiden di bogor merupakan inisatif presiden jokowi

Seperti kita ketahui PDI-P sudah memberikan signal kepada presiden Jokowi untuk melantik Komjen Budi Gunawan secepatnya.

Langka Jokowi untuk bertemu dengan rival politiknya pada pilpres lalu merupakan indikasi kuat Jokowi untuk segera menolak secara tegas dan membatalkan status kapolri komjen budi gunawan , dan tentunya dengan pertemuannya dengan probowo merupakan sebuah signal halus yg mulai dikirim jokowi kepada Megawati bahwa keputusannya pembatalan komjen Gunawan akan segera dia umumkan setelah mendapatkan Pendapat dan dukungan dari Prabowo Subianto.dan hal ini tentunya sebuah ketegasan jokowi yg tidak sejalan dengan partai pengusungnya dan lebih mendengarkan suara rakyat serta sesuai dengan pameo when loyality ti the state begin, loyality to theparty end.

Tidak ada kawan dan lawan yg abadi,

Memang benar kata para pujangga politik bahwa didalam lingkaran politik tidak ada kawan dan lawan yg abadi justru yg abadi adalah kepentingan.

Tentu masih tak luput dalam ingatan kita pada pilpres 2014 lalu persaingan ketat untuk meraih popularitas dan kemenangan dalam pemilu sangat kental dirasakan bagaimana peperangan politik tersebut dilayangkan masing-masing pihak baik kubu jokowi maupun prabowo saling menyerang dengan berbagai caara termasuk menyebarkan isu baik yg bersifat agama, suku, ras, adat

Dan tentunya serangan serangan politik tersebut memang sangat efektif untuk menjatuhkan lawan politik karena itu penulis berpendapat jika anda ingin menghancurkan karir lawan politik anda maka hancurkan dulu kredibilitasnya setelah itu usahakan media menyorotnya dan biarkan media menghakiminya setelah itu menyingkirla.

Namun pertemuan ini juga sangat bermanfaat karena bagaimana pun sengitnya pertarungan 2014 lalu maka demi kemajuan bangsa dan negara hendaknya kepentingan pribadi ditanggalkan dan kepentingan bangsa diatas segala-galanya, karena itu memaafkan lebih baik dari pada meminta maaf .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline