Lihat ke Halaman Asli

Kudapan Saat Hari Raya Kuningan yang Wajib Ada di Desa Tukadmungga

Diperbarui: 20 November 2021   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

KUDAPAN YANG ADA PADA SAAT HARI RAYA KUNINGAN YANG WAJIB ADA DIDESA TUKADMUNGGA

Hari Sabtu, 20 November 2021 umat hindu melaksanakan rahina kuningan bertepatan dilaksanakan 10 hari setelah  rahina galungan peritungan dalam kalender bali yakni hari saniscara Kliwon wuku Kuningan. Hari raya kuningan dilaksanakan untuk mempringati kebesaran Ida Sang Hyang Widhi dalam wujudnya sebagai Sang Hyang Parama Wisesa.  Pada hari raya kuningan ini umat Hindu melakukan persembahyangan di pura masing-masing dimana persembahyangan ditujukan untuk para dewa dan juga para leluhur . Hari Raya kuningan memiliki begitu banyak sekali persiapan dan juga kudapan yang wajib ada. Salah satunya yakni ajengan yang berwarna kuning. Dimana rahina kuningan ini juga disebut dengan serba-serbi yang berwarna kuning dari ajengan yang berwarna kuning,nasi kepelan, tumpeng juga segehan yang dipersiapkan. Dimana dalam perayaan hari raya kuningan ini tentunya masih sama seperti rahinan galungan tetapi pastinya disetiap hari raya yang ada di bali memiliki perbedaan tersendiri dimulai dari makna hari rayanya,persiapan yang dilakukan,bebantenan dan juga serba-serbi yang ada nantinya 

Terdapat perbedaan dalam perayaan rahinan Galungan dan juga Kuningan walaupun rahina ini berdekatan, perbedaannya yaitu hari raya kuningan dirayakan saat para dewa dan juga para leluhur kembali ke surga loka setelah mereka bertemu dengan keturunannya . tetapi rahianan Galungan dirayakan untuk mempringati kemenangan dharma melawan adharma tetapi puncaknya tetap di rahina Galungan    

Sejak WHO mendeklarasikan Indonesia sebagai Negara A1 High Risk,yang sekarang setara dengan India,Brazil,Filipina,dan sejumlah Negara Afrika lainnya. Artianya Negara lain berhak menolak dan melarang siapapun yang berasal dari Indonesia serta negara-negara lain yang terdaftar di A1 memasuki wilayahnya,apalagi terdapat berbagai masalah yang terjadi sejak adanya virus COVID-19 ini. Dan pemerintah juga dengan sigap mengeluarkan aturan-aturan yang ada untuk memutuskan rantai penyebaran penyakit Memang benar ketika umat hindu sedang dilanda pandemi COVID-19 itu yang menyebabkan pelaksanaan upacara keagamaan khususnya upacara keagaaman umat Hindu di batasi, dalam hal ini masyarakat ksusunya umat Hindu harus dengan sigap mengatasi permasalahan ini dan ini bukanlah suatu hambatan bagi umat hindu dalam melaksanakan kewajibannya. 

Hal ini menjadikan umat hindu dikenal dengan sifat relevan dan tidak kaku karena umat hindu dapat beradaptasi dalam kondisi bagaimanapun. Karena pandemi ini umat indu melaksanakan hari raya kuningan dengan cara yang sederhana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada seperti 

•persembhyangan boleh dilakukan tetapi harus selalu mematuhi protokol kesehatan  

 di setiap pura/merajan disediakan tempat untuk mencuci tangan atau yang lainnya 

•Tidak berkerumunan dalam melaksankan hari raya galungan dan membatasi setiap kegiatan yang bersifat beramai-ramai 

•Dalam persembahyangan diusahakan membuat jarak tempat duduk sekitar 1 meter agar tidak terjadi interaksi antar individu untuk menghindari penyebaran COVID-19

•Di depan pura dilakukan pengeckan suhu tubuh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline