[caption caption="ufm"][/caption]Minggu kemarin (28 Maret 2016) saya baru diminta ufm radio untuk memberikan pelatihan sehari dengan topik umum : menulis artikel. Event ini disponsori oleh Domino Pizza. Pesertanya dapat ilmu dan makan gratis. Nikmat, kan? Semoga nanti ada lagi yang memberi saya job memberikan pelatihan bersponsor. Jadi bisa mengajak lebih banyak teman untuk ikut pelatihan gratisnya. Alhamdulillah, selain mendapat job menulis artikel, saya juga sering diminta untuk memberikan pelatihannya.
Jadi jangan ragu untuk makin mengasah keterampilan menulis ya.
[caption caption="peserta"]
[/caption]
Di bawah ini tentang tips mengirim artikel ke media.
Sudah lama sebetulnya saya tidak mengirim artikel ke media, dahulu saat aktif menjadi dosen ada beberapa artikel saya yang pernah dimuat di media. Saya ingin berbagi tips menulis untuk media, semoga ini juga memberi saya semangat untuk kembali menulis artikel. Silahkan disimak, semoga manfaat ya. Amin.
Artikel
Menulis artikel sebetulnya tidak terlalu sulit, apalagi jika kita terbiasa menulis di blog. Terbiasa menulis membuat kita mampu menuliskan sesuatu dengan baik dan enak dinikmati. Artikel secara sederhana adalah berbagi sesuatu melalui tulisan. Bisa pikiran, perasaaan, pendapat atau pengalaman. Artikel merupakan tulisan pendek dalam bentuk non fiksi. Secara sederhana kita harus punya ide dan topik tulisan. Topik itulah yang bisa kita bahas dalam artikel.
Pelajari media yang mau kita kirimi artikel
Setelah kita punya ide dan topik maka pilih media yang tepat. Media yang membutuhkan tulisan kita. Pelajari dulu medianya dan sesuaikan dengan topik tulisan kita. Setelah cocok baru kita kirim. Mengirimnya sederhana, cukup lewat email. Artikel yang ditolak terkadang bukan karena tulisannya jelek tetapi karena tidak tepat dengan bentuk medianya. Jadi sesuaikan artikel tersebut dengan medianya. Apakah itu majalah, tabloid atau koran.
Sesuaikan artikel dengan visi dan misi media tersebut
Apakah cukup hanya sekedar menyesuaikan bentuk tulisan, topik dengan medianya? ternyata belum cukup. Setiap media punya visi dan misi yang tercermin lewat gaya dan tulisan mereka. Maka pelajari visi dan misinya agar artikel yang kita tulis secara tidak langsung mengandung visi dan misi tersebut. Artikel yang seperti ini biasanya sangat dibutuhkan oleh media tersebut.