Dalam sejarah kehidupan manusia, berawal dari banyaknya ragam setiap persoalan yang muncul bergantian dan tidak ada habisnya, misalnya dalam konflik kekerasan, pelecehan, pertengkaran, maupun pertumpahan darah sekalipun, bahkan adanya problematika alam misalnya, gempa bumi, tsunami, dsb. Oleh karena itu dalam suatu ragam peristiwa yang terjadi ini yang mana dapat menakut-nakuti serta dapat merusak mental tiap umat manusia yang mengalami pengalaman tersebut. Untuk itu gambaran deskripsi tersebut yang biasa dinamakan dengan kata Trauma.
Untuk itu dalam menangani gejala trauma ini harus dihadapi dengan bijak dan harus dilakukan oleh para ahli maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu dengan cara mengetahui gejala awal dari pengalaman peristiwa trauma tersebut, sehingga akan memberikan kemudahan dalam pemberian bantuan atau konseling dengan baik.
Dalam melaksanakan konseling seperti ini dengan adanya konsep awal yang akan menjadi data yang paling penting dipahami kepada konselor sehingga mampu tergambar dari segi sifat maupun jenis trauma tersebut, seperti adanya trauma ringan, trauma sedang, trauma berat. Biasanya trauma tersebut terjadi karena kejadian itu di rasa mengerikan, menakut-nakuti, buruk maupun mengancam individu yang bersangkutan, sehingga dari peristiwa tersebut akan menjadi resiko adanya rasa trauma. Ada juga dari kondisi trauma tersebut kadang-kadang berawal dari stress yang sangat kuat dan tidak dapat diatasi oleh individu sendiri.
Stress yaitu suatu reaksi yang ada pada individu yang bersal dari rangsangan oleh lingkungan sekitar yang biasanya berupa peristiwa atau pengalaman, yang menimbulkan beban dalam pikiran.
Untuk menanggulangi trauma tersebut perlu untuk dideteksi sejauh mana trauma itu akan berkembang, sehingga jika trauma itu terjadi pada jangka panjang maka itu berasal dari akumulasi pengalaman atau peristiwa yang buruk. Dan akan menjadi beban yang sangat berat serta adanya kesukaran dalam proses penyesuaian individu, serta menghambat proses pengembangan suatu emosi anak maupun sosialnya, misalnya dalam melakukan belajar dan yang lainnya. Sehingga apa yang sudah dikemukakan diatas itu sebagian berupa pengetahuan yang berbentuk sekilas yang diharapkan sebagai suatu rujukan untuk melaksanakan konseling pasca trauma.
- Pengertian Konseling dan Trauma
Konseling adalah bentuk suatu bantuan yang biasanya bersifat mengarahkan serta mengubah sikap maupun perilaku dan dilakukan secara langsung tatap muka antara konseli maupun konselor baik melalui metode wawancara sehingga data awal dapat dipahami permasalahan yang dialami oleh konseli tersebut.
Selanjutnya pemahaman dari trauma yaitu salah satu kondisi yang dialami melalui emosional yang ada setelah adanya peristiwa trauma yang mencemaskan seperti bencana alam, peristiwa perkelahian, pemerkosaan, kekerasan terhadap fisik, kecelakaan dan juga peristiwa yang menekan batin yaitu siswa tidak lulus (UN) dan lain sebagainya.
Sejalan dengan kejadian yang ada, yang harus dilakukan konselor sebagai ladang utama pendidik pada jalur formal yang biasanya bertugas untuk bertanggung jawab dalam membantu siswa yang mengalami trauma tersebut sehingga mendapatkan solusi terbaik agar keluar dari zona peristiwa trauma serta dapat mengambil hikmah dari setiap masalah yang dialami tersebut. Jadi perlu adanya konseling trauma ini sangat bermanfaat guna membantu untuk dapat mengelola emosi dan cara berfikir secara benar dan realistik.
- Penyebab Trauma
Kebanyakan kondisi trauma yang terjadi pada anak yaitu disebabkan oleh pengalaman atau peristiwa sosial, misalnya dalam hal pola asuh yang salah, kasus teror, penyiksaan, kekerasan, korban bencana alam, dsb. Ada juga ketika pengalaman secara langsung atau tidak, misalnya seperti melihat sendiri secara terang-terangan, mengalami sendiri, kadang juga ada yang berawal dari pengalaman orang lain.
- Jenis dan Sifat Trauma
Dalam mempelajarai psikologi ada beberapa jenis trauma yang sesuai dengan penyebabnya serta sifat terjadinya yaitu:
Trauma psikologis. Penyebabnya berasal dari suatu peristiwa yang kadarnya luar biasa, dan terjadi secara mendadak sehingga individu tidak dapat mengontrol, serta merusak ketahanan dari mental dan menyerang secara menyeluruh baik dari fisik maupun psikis.