Lihat ke Halaman Asli

Farah Adibah

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Review Buku "Masyarakat ASEAN: Problematika, Tantangan dan Strategi"

Diperbarui: 4 Juli 2024   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar by Farah Adibah

Identitas Buku

Buku berjudul "Masyarakat ASEAN: Problematika, Tantangan dan Strategi" merupakan karya hasil kolaborasi penelitian dosen dan mahasiswa peminat kajian ASEAN Universitas Muhammad Yogyakarta yang mengupas berbagai permasalahan ASEAN. Buku ini diterbitkan pada 1 November 2018. Pembahasan buku ini terdiri dalam tiga pilar Masyarakat ASEAN yaitu, pilar politik-keamanan, pilar ekonomi dan pilar sosial-budaya. Nah, dalam pembahasan setiap bab pada buku ini akan memfokuskan isu tertentu dalam masing-masing komunitas ASEAN.

Isi Buku

Bab pertama, yaitu kerja sama ASEAN memasuki tahap baru dengan terbentuknya Komunitas ASEAN tahun 2015 yang lalu, berbagai isu penting dalam ketiga pilar Masyarakat ASEAN (pilar politik-keamanan, ekonomi, dan pilar sosial-budaya).

Bab kedua, disini membahas pilar politik-kemanan ASEAN yang dimana penulis memfokuskan gagasannya tentang upaya membangun budaya perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Membangun budaya perdamaian merupakan cita-cita luhur negara-negara ASEAN. Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia ASEAN mencanangkan bahwa masyarakat ASEAN berhak unutk menikmati perdamaian dan harus berjuang memajukannya. Sehingga perdamaian itu akan berkesinambungan terlaksana. Gerakan untuk membangun perdamaian itu juga menjadi progran Perserikatan Bangsa-Bangsa, sampai mencapai budaya damai.

Bab ketiga, membahas upaya ASEAN dalam memerangi kejahatan transnasional di kawasan Asia Tenggara. Globalisasi telah memberikan dampak positif dan negatif, dengan munculnya problema kejahatan transnasional di Asia Tenggara. Dampaknya dapat dirasakan tumbuh pesat oleh negara-negara Asia Tenggara setelah bubarnya Perang Dingin. Di era ini, munculah berbagai ancaman non-tradisional seperti terorisme, perdagangan manusia, dan perdagangan obat-obatan terlarang. Dalam memerangi kejahatan transnasional, kawasan keamanan harus diperkuat melalui strategi penerapan pilar Komunitas ASEAN yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2015.

Bab keempat, bab ini akan mengupas satu isu dalam pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN. Fokus pembahasannya adalah tentang upaya atau strategi ASEAN dalam mewujudkan ASEAN Tourism Single Destination tahun 2025. Kerja sama dalam sektor pariwisata antar negara ASEAN terlihat melalui pembentukan Forum Pariwisata ASEAN (ATF) yang bertujuan untuk mempromosikan kawasan ASEAN sebagai tempat tujuan wisata. 

Bab Kelima, menganalisis kebijakan ASEAN Single Aviation Market dalam menjawab kebutuhan penerbangan di era Masyarakat Ekonomi  ASEAN. Era globalisasi ekonomi menyebabkan perdagangan lintas-batas negara yang semakin masif, cepat dan murah. Perkembangan tersebut mendorong ASEAN memasuki era baru integrasi perekonomian denga diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak 2015. ASEAN Single Aviation Market adalah salah satu faktor penunjang Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut dalam sektor transportasi udara. Kebijakan ASEAN Single Aviation Market dikatakan efektif apabila kebijakan tersebut dapat menjadi solusi atas semakin meningkatnya kebutuhan transportasi udara dalam memperkuat Masyarakat Ekonomi ASEAN. Berdasar data kebutuhan akan transportasi udara di kawasan Asia Tenggara terlihat mengalami pening- katan dari tahun ke tahun. Bab ini juga menunjukkan bahwa kebijakan ASEAN Single Aviation Market efektif untuk mengatasi permasalahan kebutuhan penerbangan antarnegara di kawasan Asia Tenggara.

Bab keenam, membahas strategi ASEAN dalam menurunkan disparitas ekonomi negara-negara anggota. Dengan menguatnya kerja sama di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), terutama dalam aspek kerja sama ekonomi, diharapkan bisa menghasilkan dampak positif ter hadap kesejahteraan setiap negara-negara anggota. Tetapl fakta adanya disparitas ekonomi di antara negara anggota ASEAN menjadi penghambat dari kerja sama ekonomi ASEAN. Disparitas ekonomi tersebut menyebabkan adanya perbedaan implementasi kebijakan serta membuat pertumbuhan menjadi stagnan. Bab ini diawali dengan fakta adanya perbedaan menyolok Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan salah satu indikator penting mengukur pendapatan nasional. Setelah itu, bab ini berupaya menjelaskan kesenjangan yang terjadi diantara anggota ASEAN tersebut khususnya setelah bergabungnya negara-negara CLMV (Cambodia, Laos, Myanmar, Vietnam) ke ASEAN. Negara- negara CLMV memiliki nilai PDB tersebut jauh tertinggal dengan negara anggota lainnya. Maka dari itu, menurunkan disparitas ekonomi menjadi salah satu fokus ASEAN. Bab ini juga menjelaskan strategi ASEAN dalam mengurangi kesenjangan di antara negara-negara anggota tersebut.

Bab ketujuh, mengupas tantangan Arsitek Indonesia (IAI) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan program ter-integrasi yang di mana tujuan utamanya ialah menghapus atau mengurangi dan meng- hilangkan hambatan perdagangan diantara negara negara ASEAN yang sudah ada sejak 2015. MEA bertujuan untuk penguatan integrasi ekonomi dalam sebuah hubungan, dengan meningkatkan hubungan sampai ke jari - jari negara ASEAN dan wilayah di luar ASEAN. Perjanjian pasar bebas ASEAN telah berimbas besar terhadap pengurangan tarif per- dagangan dan berperan aktif dalam kebijakan non-tariff di wilayah ASEAN. ASEAN Framework on Service (AFAS) yang diresmikan pada tahun 1995 mulai menghapus hambatan dalam aktifitas jasa lintas batas negara di beberapa sektor seperti sektor bisnis, jasa konstruksi, penyedia jasa kesehatan, transportasi maritim, parawisata dan jasa keuangan. Jasa konstruksi merupakan sektor yang strategis dalam menunjang perkembangan suatu negara yang dilihat dari beberapa kriteria.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline