Lihat ke Halaman Asli

Mencari Obama-nya Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Barack Obama kini terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Ini kali kedua kemenangannya. Di tengah berbagai protes terhada kebijakannya, Obama tetap menjadi pilihan bagi warga Amerika Serikat.

Saya tertarik melihat kiprah Obama dalam kemenangan keduanya ini. Dalam pidato kemenangannya, dia mengusung semangat kesatuan. Dia mengajak warga untuk bersatu. Obama mengatakan salah satu keistimewaan bangsa Amerika adalah keberagamannya. Maka, dia mengajak warganya untuk bersatu.

Pesan ini mestinya muncul juga di Indonesia yang juga beragam. Kalau kita melihat para pendiri bangsa (termasuk Soekarno-Hatta) ini sudah mendengungkan soal persatuan pada awal berdirinya bangsa ini. Sekarang tampaknya tidak bergema. Semboyan bhineka tunggal ika hanya tinggal nama. Tidak ada relevansi konkret.

Di berbagai belahan daerah di Indonesia, masyarakatnya semakin angkuh, mementingkan kelompoknya sendiri, daerahnya sendiri. Di sana-sini ada warga dari suku lain tetapi hanya ditempelkan atas nama keberagaman. Mereka diterima karena terpaksa kemudian mereka juga akann diusir. Mereka yangd atang ke tempat baru tidak dihargai. Muncul usulan agar kembali ke daerah asal.

Tidak adakah pemimpin Indonesia yang menyerukan persatuan? Ataukah harus kita panggil Obama untuk menyerukan pesan serupa di negeri kita tercinta ini? Toh, Obama juga pernah tinggal di Indonesia. Kita panggil saja dan berpidato sebentar agar rakyat negeri ini mendengar pesan itu.

Banyak pemimpin di sini menyerukan persatuan. Mereka adalah kelompok yang sadar akan keberagaman negeri ini. Negeri ini memang indah dan unik dengan hadirnya keberagaman itu. Di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta ada miniatur Indonesia. Konon, seorang teman dari luar negeri sungguh menikmati miniatur ini. Ia pun memuji keberagaman bangsa kita ini. Dari Sabang sampai Merauke.

Tetapi itu hanya miniatur. Ibarat gugusan pulau yang indah. Kalau penghuni pulau itu datang dari keragaman dan bisa hidup dalam keragaman, itu baru namanya indah dan unik. Kalau tidak, keindahan dan keunikan itu hanya dambaan semu.

Pertikaian di berbagai wilayah negeri ini merobek selimut kebersatuan bangsa ini. Jika Obama sebagai pemimpin baru (karena baru saja menang) mampu membangun semangat warga untuk bersatu, kapankah pemimpin bangsa kita bangkit dari tidur kenyamanannya disertai selimut tak peduli keragaman? Kalaupun dia bangkit ada yang hanya sebatas wacana. Setelah itu diam. Tidak ada tindakan konkret. Warga di daerah perbatasan menderita karena bantuan dari pusat tidak menyejahterakan mereka, tetapi tak banyak kaum bangsawan yang peduli.

Muncul segelintir orang yang mau merajut kembali kesatuan ragam itu tetapi tidak didukung sepenuhnya oleh banyak orang. Indonesia namamu indah seperti juga Amerika Serikat tetapi wargamu tidak semerdeka warga Amerika. Kapankah muncul "Obama" di Indonesia? Atau haruskah Obama yang sebenarnya datang lagi dan menyampaikan pidato kesatuan dalam keragaman di negeri ini?

PA, 8/11/12
GA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline