Lihat ke Halaman Asli

Dicari Polisi yang Berani Memberantas Perilaku Buruk Geng Motor

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balapan liar di jalan terbukti bukan menjagokan si pembalap tetapi merenggut nyawa. Jalan umum bukan tempat balapan tetapi tetap saja jalan itu digunakan untuk arena balap.

Tiga tahun terakhir, sejak 2009, sudah 195 orang tewas di arena balap liar. Nyawa manusia melayang begitu saja akibat balapan ini. Korban tentu saja tidak hanya anggota balap tetapi juga pengguna jalan lainnya.

Saya termasuk orang yang tidak suka mendengar deru motor keras pada siang atau malam hari. Rumah kami terletak di pinggir jalan raya yang cukup ramai. Setiap kali mendengar bunyi motor dengan deruan yang keras, ingin rasanya menghentikan motor itu. Yang lebih menjengkelkan lagi ketika malam hari. Ketika semua orang di pinggir jalan itu ingin terlelap, tiba-tiba segerombolan motor itu menderu keras. Wah....sekali lagi ingin menghentikan mereka.

Andai aku polisi, aku menertibkan mereka. Aku menggiring mereka ke tempat balapan resmi. Biarkan warga berinstirahat dengan tenang. Tetapi sampai kini, mereka tetap saja berkeliaran dengan bebas. Andai aku, tokoh masyarakat di kompleks perumahan kami, aku akan memasang portal di jalan itu. Dengan itu diharapkan mereka tidak lagi menggunakan jalan itu untuk arena balap.

Ini mimpi saya. Faktanya sampai saat ini korban balapan liar itu masih saja terjadi. Mengapa polisi masih belum bisa memberantas kejahatan ini? Katanya pengayom masyarakat tetapi ternyata belum bisa mengayomi. Katanya, pembalap juga diduga dari oknum TNI. Mengapa ini terjadi. Mengapa polisi di negeri ini lamban sekali menangani kasus semacam ini? Bayangkan sudah 3 tahun berlalu, kasus balapan liar masih terjadi dan jumlah korban tidak berkurang. Kalau polisi mengaku tidak mampu, mengapa tidak bisa belajar dari polisi di luar negeri? Akuilah kelemahan diri dan mau belajar dari polisi sukses di luar negeri. Kalau mampu lakukan dengan berani. Jangan biarkan nyawa berikutnya terjadi.

Satu kasus selesai maka kasus berikutnya otomatis berkurang. Sebaliknya satu kasus ditangguhkan kasus berikutnya siap terjadi.

CPR, 18/4/2012

Gordi Afri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline