Sebentar lagi pilkada DKI akan berlangsung. Ada berjuta janji dan berlaksa kata-kata yang akan didengarkan menjelang pilkada.
Saya mencoba melihat beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh calon gubernur ketika menjabat nanti. Hal yang akan diutarakan di sini muncul dari kondisi ril masyarakat Jakarta saat ini.
Jakarta sebagai kota khusus yang menjadi ikon negara Indonesia semestinya setara dengan ibu kota negara lainnya. Orang bilang melihat Indonesia itu seperti melihat Jakarta. Kalau Jakarta nyaman dan indah maka orang menilai Indonesia itu indah dan nyaman. Kalau orang Jakarta ramah maka orang akan menilai Indonesia itu ramah. Sebaliknya kalau Jakarta itu kotor, polusi, macet maka seperti itulah gambaran orang tentang Jakarta.
Maka, tidak salah kalau beberapa hal berikut menjadi perhatian untuk calon gubernur Jakarta.
Pertama, perbaikilah jalan-jalan di Jakarta. Banyak warga Jakarta mengeluh dengan kondisi jalan yang berlobang, rusak, sempit, macet, dan sebagainya. Jalan di Jakarta menjadi salah satu faktor penentu lancarnya perputaran perekonomian. Kalau ke pasar macet maka orang akan malas ke pasar. Kalau ke tempat kerja harus melalui kemacetan maka orang akan berdesak-desak merebut peluang untuk tiba di tempat tujuan. Banyak akibat yang ditimbulkan hanya dengan merebut jalan.
Kedua, ciptakan Jakarta yang nyaman. Akhir-akhir ini masyarakat Jakarta diresahkan dengan aksi premanisme, perampokan, pencurian, dan kejahatan lainnya di Jakarta. Masyarakat tahu hanya pemerintah yang memiliki kekuatan personel keamanan yang bisa menghadapi premanisme semacam ini. Entah bagaimana caranya masyarakat hanya mengharapkan satu hal yakni rasa aman. Masyarakat tak bisa memahami jika polisi diam saja atau lambat menangani kasus pencurian. Pertanyaan masyarakat adalah ke mana saja aparat keamanan ini? Apakah berpangku tangan saja atau membiarkan??
Ketiga, buatlah urusan administrasi yang tidak berbelit panjang. Urusan KTP elektronik yang baru saja dilaksanakan membuat sebagian masyarakat bosan. Pelayanan di kantor-kantor administrasi mulai dari kelurahan dan jajarannya kadang-kadang lambat. Bayangkan betapa bosannya masyarakat ketika tidak dilayani dengan baik oleh aparat. Semua orang tahu warga Jakarta mau cepat-cepat sehingga baiklah kalau urusan administrasi dipercepat. Kalau bisa cepat mengapa mesti dibuat lambat?
Keempat, layanilah masyarakat miskin di kota Jakarta. Banyak orang miskin dari daerah mencari rezeki di Jakarta. Mereka mendengar cerita kalau banyak uang negara beredar di Jakarta. Mereka juga ingin mendapat uang untuk melanjutkan hidup ini. Meski sampai di Jakarta mereka hanya mendorong gerobak, meminta-minta, dan sebagainya, mereka mau bertahan hidup di Jakarta. Oleh karena itu, aparat pemerintah sebaiknya memperlakukan mereka seperti manusia lainnya. Kiranya tak etis kalau mereka ditolak dengan kasar atau diusir dengan paksa tanpa memberi pekerjaan. Tak etis juga kalau menggunakan kekuatan pol pp untuk menjebloskan mereka ke panti sosial.
Kelima, berilah fasilitas kepada pedagang kaki lima atau rakyat lainnya yang mendirikan rumah di atas tanah sengketa. Rasanya tidak adil kalau lapak pedagang kaki lima digusur lalu mereka dibiarkan mencari tempat berlindung. Mereka tentu butuh naungan sementara untuk bertahan hidup. Baik kalau masalah pemindahan disiapkan jauh-jauh hari sehingga tidak menimbulkan aksi penolakan dari masyarakat.
Ini hanya beberapa masalah yang dialami masyarakat DKI. Masalah lain tentu saja ada. Kiranya calon gubernur yang terhormat mendengar keluh-kesah kami warga Jakarta.
CPR, 25/3/2012