Lihat ke Halaman Asli

Sosok Teknisi Fotokopi yang Tepat Waktu

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap karyawan kantor diharapkan untuk disiplin bekerja. Mulai tepat waktu dan selesai tepat waktu. Hal ini berlaku di kantor mana saja. Di kampus, dosen diharapkan datang ke kelas tepat waktu. Demikian juga dengan mahasiswanya.

Beruntung sekali saya sering bertemu orang yang disiplin seperti ini. Tiap kali dipanggil selalu menepati janjinya. Soal waktu (jam) memang tidak selalu tepat. Kondisi lalu lintas Jakarta tidak memungkinkan hal itu. Tetapi soal harinya, dia selalu tepat.

Mula-mula saya menyiapkan strategi jitu. Menghubunginya pada malam hari atau pagi-pagi buta. Tujuannya jelas, dia sudah siap dengan peralatannya. Dia mencatat jadwal itu dalam agendanya. Seperti seorang mahasiswa yang mempunyai jadwal yang jelas. Dia perlu persiapan jauh-jauh hari sebelumnya. Minimal dia menyiapkan satu mata kuliah pada malam harinya.

Dia adalah sosok yang membantu kami setiap bulan. Dia mengecek mesin fotokopi kami setiap bulan. Kadang-kadang ada kerusakan besar. Biasanya saya memberitahu jenis kerusakan dengan harapan dia akan tahu alat-alat mana saja yang mesti disiapkan untuk memperbaikinya. Kadang-kadang dia harus datang dua kali dalam sehari gara-gara ketidakcocokan alat.

Tetapi, dia selalu semangat untuk datang. Suatu kali, dia terkena hujan ketika pulangnya. Dia merapikan tasnya, membungkusnya, lalu mengenakan pakaian hujannya. Sepatunya diganti dengan sepatu anti hujan. Lalu, barang berharga seperti dokumen kantor dan kendaraan serta kartu identitas diselipkan di jok motor.

Saya terkesan dengan sikapnya. Selalu semangat dan mau berbagi. Tiap kali datang dia memberi tips kecil. Kalau mesin macet dia menunjukkan cara mengatasinya. Ini tentu saja untuk kerusakan kecil yang biasanya tidak memerlukan teknisi. Pelan-pelan dia memberitahukan juga beberapa tombol lain yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah.

Belum pernah dia menolak untuk datang kalau dipanggil. Entah ada kerusakan besar atau kecil, dia selalu datang. Bahkan tidak ada kerusakan pun dia datang. Prinsipnya, dia mengunjungi pelanggan minimal sekali sebulan. Jadi, lama-lama karena sering bertemu, kami saling kenal. Perkenalan antar-pribadi menurut ahli psikologi membuat orang saling terbuka.

Pendapat ini ada benarnya juga. Saya sering bertanya tentang keluarganya. Kadang-kadang dia yang bertanya duluan. Mulai dari perkenalan hal kecil seperti identitas, asal, kuliah, berapa lama di Jakarta, dan sebagainya. Saya pun tergoda untuk mengenalnya, tempat tinggal, berepa lama bekerja, bagaimana dengan pekerjaan hari ini, dari sini akan kemana lagi.

Ya, senmuanya berawal dari ketepatan dalam bekerja. Tepat waktu memang dituntut untuk siapa saja dan di mana saja. Kemacetan lalu lintas tidak menyurutkan orang untuk berjuang menepati janjinya. Bravo....Mas...terima kasih atas jasamu. Salam, Gordi Afri, CPR, 14/3/2012.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline