Lihat ke Halaman Asli

Menatap Lorong Trotoar Ibu Kota

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan tentang Trotoar di ibu kota

Bagaimana nasib trotoar di ibu kota? Hampir pasti trotoar hanyalah sebutan kosong. Trotoar tak berwujud lagi. Hanya di beberapa jalan ibu kota masih terlihat trotoar. Di Sudirman ada beberapa ruas jalan dilengkapi trotoar. Di lain tempat tak ada lagi torotoar itu. Kalaupun ada, itu hanya bekasnya saja. Bentuknya bukan lagi trotoar seperti semula.

Lihat saja di pinggiran beberapa jalan. Trotoar dijadikan tempat parkir. Trotoar dijadikan taman. Trotoar dijadikan pasar. Trotoar dijadikan ujung warung makan. Di lain tempat trotoar bahkan tak berbekas karena digusur badan jalan.

Entah mengapa semua ini terjadi. Kalau dilihat lebih jauh, manusia begitu serakah. Manusia merampas ruang publik. Manusia tidak puas dengan apa yang ada. Keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan negara-negara Eropa. Saya belum pernah ke sana. Namun, kalau dibaca di media atau melihat di internet, peranan trotoar amat penting. Pejalan kaki amat dihargai. Pemerintah menyediakan trotoar yang bersih, rapi, dan bebas dari kendaraan.

Trotoar-trotoar nasibmu kini…….wahai penguasa ruang publik kembalikan trotoar kami….
Rawatlah trotoar kami jika kalian masih membutuhkan kami. Kami membutuhkan trotoar itu….

CPR, 6/12/2011
Gordi Afri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline