Lihat ke Halaman Asli

Mengukir Karir Dengan Hobi: Kisah Tama Randy dalam Dunia Media dan Stand-Up Comedy

Diperbarui: 8 Desember 2024   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Instagram @tamarandy)

Randy Pratama, atau yang lebih akrab dipanggil Tama, adalah seorang komedian berbakat yang berasal dari kota Cianjur, Jawa Barat. Lahir di Cianjur pada 28 Desember 1988, Tama lebih dikenal di kalangan komunitas stand-up comedy di kota Bandung, kota yang menjadi titik awal perjalanan kariernya. Karir dan perjalanan hidupnya menunjukkan semangat yang tinggi, kreativitas, dan ketekunan dalam mengejar passion dan impian, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai macam bidang. Kini, di usia 36 tahun, Tama telah sukses meniti karir di dunia hiburan, dan tetap menjaga kehadirannya di dunia komedi sebagai sosok yang inspiratif bagi banyak orang. Tama memulai perjalanan pendidikan dasarnya di SDN Ibu Dewi 2 Cianjur pada tahun 1997 hingga 2002. Kemudian, ia melanjutkan ke SMPN 2 Cianjur dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Cianjur pada tahun 2004. Ketika masa SMA selesai, Tama membuat keputusan besar untuk merantau ke kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Kota Bandung dirasa memiliki iklim yang lebih nyaman, suasana yang lebih ramah, serta perkembangan sosial dan teknologi yang lebih maju dibandingkan Cianjur itulah alasan ia memilih kota Bandung. Bandung juga menawarkan kenyamanan bagi Tama dibandingkan dengan ibu kota Jakarta yang ia anggap terlalu sibuk, penuh polusi, dan kemacetan.

Pada tahun 2006, Tama memutuskan untuk melanjutkan studi di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, mengambil program D3 Broadcasting dan lulus dengan tepat waktu. Selama dua tahun, Tama belajar banyak tentang dunia media, broadcasting, dan komunikasi. Di tengah masa kuliah, ia juga mendapatkan pengalaman magang stasiun TV besar yaitu di Trans TV, salah satu stasiun televisi ternama di Indonesia pada masa itu bahkan sampai sekarang. Di sana, meskipun awalnya ia diharapkan menjadi seorang jurnalis, Tama ditempatkan di divisi Public Relations (PR). Keputusan ini menjadi titik awal bagi karier Tama di dunia media, di mana ia mampu membangun relasi yang kuat yang kelak membuka banyak peluang di masa yang akan datang. Setelah lulus pada tahun 2008 dengan gelar A.Md.I.Kom, Tama memutuskan untuk kembali ke kota Bandung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung, dan berhasil meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) pada tahun 2010. Kegigihannya dalam mengejar pendidikan ini menunjukkan bahwa Tama memiliki tekad dan dedikasi yang kuat dalam menimba ilmu.

Di masa kuliah, Tama mendapatkan kesempatan untuk magang di Trans TV. Pengalaman ini mengajarinya banyak hal tentang dunia hiburan, terutama mengenai tugas-tugas yang berkaitan dengan event dan hubungan masyarakat. Berkat jaringan yang ia bangun selama magang di Trans TV, Tama mendapat kontrak kerja di Trans TV setelah lulus. Selama setahun bekerja di sana, ia membantu mensukseskan di balik layar acara-acara besar sebagai bagian dari tim PR. Meskipun mendapatkan banyak pengalaman dan relasi yang di bangun semakin luas, Tama merasa lelah dengan rutinitas yang menguras energi. Banyaknya acara besar yang harus ditangani, serta tekanan dari jam kerja yang padat, membuatnya merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak lagi cocok dengan dirinya. Ibu kota Jakarta di rasa kurang cocok banginya, sehingga Tama memutuskan untuk kembali lagike kota impiannya, kota Bandung. Tama kemudian memutuskan untuk kembali ke Bandung dan melanjutkan kuliah sambil mencari pekerjaan yang lebih fleksibel. Di sinilah ia kembali menjelajah dunia media, kali ini bergabung dengan 99ers Radio sebagai operator. Tidak lama setelah itu, Tama diberikan kepercayaan untuk mengisi program yang kosong, dan dalam waktu kurang dari enam bulan, ia dipromosikan menjadi produser program. Perjalanan karirnya di dunia radio ini memberikan pengalaman yang berharga, meskipun Tama akhirnya merasa jenuh dengan dunia penyiaran.

Di tahun 2012, setelah merasakan kejenuhan dalam dunia radio dan media, Tama mulai mencari pekerjaan di luar bidang tersebut. Ia memulai kembali karir barunya dengan bekerja di Stroberi Accessories sebagai supervisor promosi, dengan tanggung jawab mengelola cabang-cabang di seluruh Indonesia, mulai dari Medan hingga Manado. Meskipun pekerjaan ini memberikan pengalaman baru, seperti bepergian keliling Indonesia, Tama merasa tidak cocok dengan jam kerja yang ketat dan kesulitan mendapatkan izin untuk keperluan lainnya, karena pada saat itu ia sudah mulai terjun di dunia stand-up comedy yang dimana membutuhkan banyak waktu. Namun, tanpa di sangka hidup Tama mengalami perubahan besar ketika ia mulai menggeluti dunia stand-up comedy. Keputusannya untuk terjun ke dunia komedi bukanlah keputusan yang datang begitu saja, melainkan hasil dari kegemarannya menonton acara stand-up comedy yang membuatnya tertarik untuk mencoba sendiri. Awalnya, Tama hanya mencoba-coba dan melakukannya secara freelance. Pengalaman menjadi komedian ini sangatlah mengasah kemampuan dan keberaniannya untuk tampil di depan publik.

Karir stand-up Tama semakin lama semakin berkembang pesat. Meski dimulai dengan serius berlatih di panggung-panggung kecil dan acara-acara terbuka, ia mulai dikenal oleh banyak orang di Bandung dan sekitarnya. Pada tahun 2012, ia bergabung dengan komunitas stand-up comedy di Bandung dan mulai tampil di berbagai  macam acara. Keputusan Tama untuk meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan memilih fokus berkarir di dunia hiburan ternyata membuahkan hasil yang besar dan tidak membuat dirinya menyesa telah membuat keputusan tersebut. Namanya sudah tidak asing di dengar di dunia stand-up comedy khususnya di kota Bandung. Ia berhasil menjadi salah satu komedian yang cukup dikenal di kota Bandung saat ini.  Selain sukses di panggung komedi, Pada saat yang sama, ia mengisi berbagai program di acara-acara komedi, baik sebagai pengisi acara tetap maupun bintang tamu. Di luar dunia komedi, Tama juga aktif bekerja di media lain, seperti di Global Radio Bandung sebagai bagian dari tim marketing communication selama satu tahun.

Saat ini, selain dikenal sebagai komedian yang sering tampil di acara-acara stand-up comedy, Tama juga aktif berpartisipasi dalam berbagai proyek hiburan lainnya, baik itu di radio, televisi, maupun dalam proyek-proyek kreatif lainnya. Kecintaannya pada dunia hiburan dan komedi, yang ia mulai tekuni sejak masa kuliah, telah membawanya ke berbagai kesempatan berharga. Pengalaman beragam di dunia media, radio, hingga industri hiburan membuat Tama menjadi pribadi yang kaya pengalaman dan terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Tama memulai kembali perjalanan karirnya dengan tawaran yang mengubah arah hidupnya pada tahun 2014. Ia mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Info Bdg, sebuah media yang berbasis di kota Bandung.

 Tama tidak hanya diminta untuk bergabung, tetapi juga untuk membangun dan mengembangkan info bdg sebagai departemen Public Relations (PR) yang masih baru di perusahaan tersebut. Sebagai PR pertama di Info Bdg, Tama memulai tugasnya dengan tantangan besar, namun dengan tekad yang kuat dan semangat untuk berkembang, ia berhasil mengembangkan departemen tersebut dari nol. Dalam waktu dua tahun, kontribusinya sangat dirasakan, dan pada tahun 2016, ia dipromosikan menjadi Head of Marketing Communication. Posisi ini ia jalani hingga tahun 2022, dan selama masa jabatannya, Tama mampu membawa Info Bdg ke level yang lebih tinggi, memperluas jangkauan media, serta membangun berbagai proyek besar yang memperkaya pencapaian karirnya.

Selama hampir enam tahun di Info Bdg, Tama bukan hanya berfokus pada karirnya di media, tetapi juga memiliki berbagai minat lain yang memengaruhi perjalanan hidupnya. Salah satunya adalah kecintaannya pada dunia musik, yang telah menjadi bagian dari dirinya sejak lama. Pada tahun 2010, Tama membentuk sebuah band bernama Afterisya dan menjadi vokalis. Dalam lima tahun berkarir bersama band tersebut, Tama merasakan banyak pengalaman berharga. Band Afterisya tampil di berbagai acara, baik di kota Bandung maupun luar kota, dan mereka merasakan bagaimana rasanya berjuang di dunia musik. Namun, seiring berjalannya waktu, anggota band satu per satu sibuk dengan kehidupan pribadinya, termasuk pernikahan. Hal ini akhirnya membuat Tama memutuskan untuk mengubah arah fokusnya. Ia memilih untuk mengejar passion yang lain yang tak kalah menarik, yaitu dunia stand-up comedy.

Sejak 2015, Tama mulai mengasah kemampuannya dalam dunia stand-up comedy. Ia melihat potensi besar dalam bidang ini dan merasa tertantang untuk menguji diri di hadapan publik. Tahun 2015 menjadi titik balik yang sangat penting dalam karir stand-up comedy Tama ketika ia berhasil menjadi bagian dari ajang Stand-Up Comedy Academy (SUCA) di stasiun TV Indosiar. Meskipun hanya berhasil masuk ke 16 besar, pencapaiannya ini membuktikan bahwa ia memiliki bakat yang sangat dihargai dalam dunia komedi. Keikutsertaannya di SUCA menjadi batu loncatan bagi karir stand-up-nya, dan sejak itu, Tama terus menunjukkan kemampuan dan kematangan yang lebih besar di dunia hiburan. Tama tidak hanya berpartisipasi dalam kompetisi stand-up, tetapi juga aktif tampil dalam berbagai acara stand-up besar yang digelar di Indonesia. Tama memulai karir stand-up comedy-nya dengan mengisi berbagai acara perusahaan seperti corporate gathering untuk bank, provider, hingga instansi pemerintahan seperti DPR dan Pemprov. Pengalamannya terus berkembang, dan ia semakin dikenal dengan tampil di acara stand-up besar di Indonesia, seperti Lucu Fest yang diselenggarakan oleh Majelis Lucu Indonesia (MLI), yang sudah ia ikuti dua kali. Selain itu, ia juga aktif tampil di Open Stand-up Nasional dan beberapa acara stand-up besar lainnya. Selain tampil di acara besar, Tama juga mengadakan tur stand-up comedy di berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 2016, ia melakukan tur Tamasya, yang mengunjungi tiga kota: Cianjur, Ciamis, dan Garut. Tur berikutnya, Tittup pada 2021, menjangkau lima kota: Cikampek, Majalengka, Ciamis, Cimahi, dan Bandung. Pada 2023, ia melanjutkan tur No Choice, yang mencakup sembilan kota: Sukabumi, Bogor, Majenang, Garut, Serang, Karawang, Jakarta, Bandung, dan Jogja.

Meskipun karir stand-up-nya bukanlah pekerjaan utama karena masih bekerja di bidang lain, Tama tetap menjalani stand-up comedy sebagai hobi yang menghasilkan. Rencananya, pada 2025, ia akan melaksanakan tur stand-up ke empat hingga lima kota, menunjukkan bahwa meski banyak kesibukan, karir stand-up Tama tetap terus berjalan dengan baik. Selain itu. Setiap kali melakukan tur, Tama mendapatkan pengalaman baru dan kesempatan untuk bertemu dengan audiens yang beragam, yang semakin memperkaya kemampuannya dalam menghibur. Karir stand-up-nya juga membawanya ke program YouTube Deddy Corbuzier, yaitu Somasi, di mana Tama mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara tersebut, yang semakin memperluas jangkauan karirnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline