Pergantian ketua umum PSSI berdampak pada perubahan sistem pelatnas PBSI. Pengurus baru di bawah komando Komjen Fadli Imron merombak sistem kepelatihan di pelatnas PBSI melalui proses assessment yang bertahap. Pada periode sebelumnya pelatih pelatnas PBSI di tunjuk langsung oleh pengurus PBSI. Penunjukan ini bukan semata asal tunjuk tapi berdasarkan prestasi para pelatih di klub dan juga pengalaman melatihnya. Meskipun begitu tiada yang salah dalam sebuah sistem apakah melalui penunjukan langsung ataupun melalui interview yang terpenting adalah jangan sampai dalam pelatnas PBSI ada pemain titipan karena akan merusak mentalitas dan tradisi bersaing di internal pelatnas PBSI artinya yang masuk sebagai pemain adalah yang terbaik dalam berbagai kejuaraan.
Kegagalan dalam meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 telah berdampak terhadap para pelatih pelatnas. Desas desus keluarnya pelatih Heri IP, Aryono Miranat dan juga Irwansyah yang sukses membesarkan Anthony Ginting & Jonathan Christie akhirnya terjawab saat diumumkan para pelatih baru PBSI. Saat ini PBSI butuh penyegaran baik dari sektor pelatih maupun pemain untuk memenuhi target meraih medali emas Olimpiade Las Angeles 2028 dan juga turnamen bergengsi lainnya. Saat ini di hampir semua sektor tidak ada pemain pelatnas yang menjadi unggulan utama atau maestro dalam persaingan bulutangkis Dunia. Gambaran secara jelas adalah hasil prestasi putaran final BWF tour 2024 di mana para atlet andalan Indonesia hanya mampu melaju sampai babak semifinal. Kalau tidak ada perubahan sistem maka target emas di Olimpiade Las Angeles 2028 bisa kembali mleset.
Hasil pengumuman pelatih teknis ada perubahan di semua sektor, di tunggal putra dikepalai oleh Mulyo Handoyo, Tunggal Putri oleh Imam Tohari, Ganda Putra oleh Antonius Budi, Ganda Putri Karel Mainaky, Ganda Campuran oleh Riony Mainaky. Melihat komposisi kepelatihan saat ini sebagai pelatih lama yang bertahan adalah Riony Mainaky, setidaknya ada kesinambungan pelatih sebelumnya termasuk juga beberapa asisten pelatih yang juga dipertahankan posisinya.
Sistem baru ini diharapkan mampu menjaga kredibilitas pelatih nasional dan juga ekspektasi masyarakat yang ingin bulutangkis tetap mendunia. Selain itu juga melahirkan kembali para maestro bulutangkis dunia di hampir semua sektor seperti Tufik Hidayat. Susi Susanti, Rexy Mainaky dll. Untuk nomor Tunggal Putra maupun Putri juga mampu melahirkan kembali Rudi Hartono baru, Taufik Hidayat Baru, Alan Budikusuma Baru yang sukses meraih medali Emas Olimpiade.
Komposisi pemain yang akan memperbanyak sektor Pratama sebagai pertanda ikhtiar pengurus dan para pelatih baru untuk mencetak bintang bulutangkis Indonesia. Para pelatih baru tinggal meneruskan maupun memantapkan program pelatih sebelumnya dan juga mempertahankan performance para atlet senior supaya tetap di levelnya. Awal tahun 2025 penuh dengan turnamen BWF mulai dari Malaysia Open, Indonesia Master, India Open dan Thailand Master sebagai Ujian para pelatih baru khususnya pelatih senior untuk membawa pemain terus melaju sebagai juara bukannya kegagalan demi kegagalan seperti periode lalu.
Dalam susunan pelatih baru juga tampak hadirnya keluarga mainaky seperti Riony mainaky yang sebelumnya sebagai pelatih kepala, Karel Mainaky sebagai pelatih ganda putri, Marleve Minaky sebagai asisten pelati tunggal putra. Keluarga Mainaky adalah keluarga para pemain & pelatih legendaris. Selain itu diharapkan Kombinasi antara pelatih Lokal dan pengalaman melatih di luar negeri seperti Japan yang awalnya tidak diperhitungkan mampu kembali sebagai negara top bulutangkis.
Dengan regenerasi pelatih melalui sistem seleksi akan memberikan kesempatan yang sama terhadap para pelatih lokal lainnya untuk mersakan bagaimana melatih para atlet pelatnas PBSI. Para mantan atlet yang terbukti mampu sebagai pelatih diharapkan menularkan pengalamannya juga saat sebagai pemain dengan berbagi pengalamannya. Legenda-legenda bulutangkis baik sebagai pemain dan juga pelatih akan tetap terlahir dengan adanya seleksi secara terbuka seperti saat ini, diharapkan sistem ini benar-benar terbukti ampuh untuk menyadarkan kembali prestasi demi prestasi bulutangkis Indonesia sebagai cabang olahraga kebanggaan nasional.
Kerja keras para pengurus dengan memperbaik secara sistem pelatnas PBSI adalah buah dari permasalahan yang juga dirasakan oleh berbagai pihak. Pengurus baru seperti Taufik Hidayat sebagai wakil ketua Umum dan juga Ricky Soebagja sebagai sekjen adalah para legenda yang sudah paham asam garam bulutangkis Indonesia. Setidaknya organisasi seperti PBSI yang dikomandani oleh Komjen M. Fadli benar-benar menetapkan para pengurus yang bisa kerja untuk sama-sama memperbaiki prestasi bulutangkis Indonesia. Mari kita tunggu hasil-hasilnya dari perbaikan sistem di PBSI, Bravo Bulutangkis Indonesia (Pemerhati Olahraga & Pustakawan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H