Lihat ke Halaman Asli

SYAHIRUL ALEM

Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

Pesan Hari Ibu & Kuota Caleg Perempuan

Diperbarui: 22 Desember 2023   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dinamika jelang  pemilu 2024 kian dinamis dari sekian banyak calon legislatif baik itu dalam perebutan kursi legislatif maupun  kursi utusan daerah di tiap dapil  dipastikan selalu ada caleg perempuan. Aturan kuota perempuan telah menempatkan perempuan pada posisi yang strategis dalam perpolitikan di Indonesia saat ini. 

Pesan Moralnya adalah tidak ada satupun tokoh hebat di dunia ini yang lahir tanpa melalui rahim seorang perempuan. Sudah selayaknya perempuan memainkan peran yang sangat strategis. 

Momentum hari Ibu merupakan momentum yang baik, bagaimana peran ibu dalam memainkan peran politik yang sesuai dengan naluri seorang wanita. Ibu Iriana Jokowi, saat ini merupakan tokoh perempuan yang memainkan peran strategis dalam perpolitikan nasional. Sebagai pendamping Presiden Jokowi serta anak-anaknya yang juga terjun di dunia politik praktis.

Hari Ibu yang diperingati tiap tanggal 22 Desember, tahun ini bersamaan dengan penyelenggaraan pemilu sehingga memberikan spirit bagi para caleg perempuan untuk menunjukkan eksistensinya di dunia politik. 

Pemilu kali ini tidak ada sosok perempuan yang menjadi capres ataupun cawapres, namun negeri ini telah mencatat sosok Ibu Megawati Soekarno Putri yang sukses sebagai Presiden RI yang ke-5 dan juga sebagai ketua umum PDIP. 

Kiprah para perempuan dalam panggung politik masih di area legislatif. Dunia tanpa kehadiran seorang ibu akan mengalami keterpurukan termasuk juga panggung politik tanpa kehadiran wanita juga mengalami hal yang sama. Di balik laki-laki yang tangguh ada peran wanita di belakang layar.

Saat ini peran perempuan tidak boleh disepelekan karena keterlibatannya di dunia luar akan meningkatkan wawasan para kaum hawa tersebut. Lembaga legislatif juga dibutuhkan peran perempuan dalam menyikapi aturan perundang-undangan yang di buat yang membutuhkan sentuhan para legislator perempuan. 

Termasuk sektor tenaga kerja wanita seperti industri rokok, industri garmen yang membutuhkan peran wanita. Sektor tersebut dominasi karyawannya adalah perempuan sehingga dalam membuat peraturan perundang-undangan juga harus mengerti kebutuhan dasar seorang wanita. Tanpa dipungkiri peran perempuan 

Di sektor rumah tangga juga strategis selain sebagai tempat berkeluh kesah anak-anaknya juga banyak sekali peran wanita dalam membantu usaha laki-laki boleh dikatakan peran perempuan double job.

Sejarah bangsa ini banyak dikenal pahlawan wanita nasional yang juga bergerak secara fisik maupun intelektual seperti : Cut Meuthia, Cut Nyak Dien di Aceh yang begitu gagah berani mengusir penjajah belanda selain itu juga tokoh pergerakan seperti Dewi Sartika, R.A Kartini maupun Nyi Walidah Dahlan yang mendirikan Aisyiyah. 

Sejarah gagah beraninya para pahlawan wanita ini selaras dengan jatah kuota caleg perempun, kenapa harus ada kuota perempuan karena dominasi yang begitu kuat dari kaum bapak untuk terjun di dunia politik. Selama ini ada peran sentral wanita yang juga harus diperhitungkan karena sumbangsihnya yang begitu besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline