Lihat ke Halaman Asli

Dwin

Mahasiswa

Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Damai?

Diperbarui: 3 Juli 2024   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tekanan-tekanan dari kehidupan sehari-hari membuat banyak dari orang tua merasa bersalah, terusik. Seolah-olah para orang tua dipaksa menjadi orang tua ketika di waktu luang kita, setelah memenuhi tuntutan pekerjaan, melakukan perjalanan, dan tanggung jawab rumah tangga. Bahkan budaya kita mengikis hubungan kita dengan anak-anak dan membujuk mereka menjauh dari kita di usia yang sangat dini.

Walaupun begitu, tetap ada orang tua yang bisa membesarkan anak-anak mengagumkan, tanpa banyak drama. Apa saja rahasia mereka?

1. Mengatur diri anda sendiri

kebanyakan orantua berpikir andaikan anaknya mau "bersikap baik", mereka akan bisa menjaga ketenangan kita sebagai orangtua. Padahal, mengelola emosi-emosi dan tindakan-tindakan kita dalah hal yang memungkinkan kita untuk merasa damai sebagai orangtua. Di sini adalah kehadiran orang dewasa yang damai mempunyai pengaruh lebih kuat pada seorang anak daripada yang bisa dilakukan oleh teriakan. Perlakukan anak-anak dengan tenang, hhormat, bertanggungjawab. Itulah yang menghasilkan anak-anak dengan emosi yang teratur, penuh hormat, dan bertanggungjawab.

2. Memupuk koneksi

Anak-anak berkembang dengan babik ketika mereka merasa terhubung dan dipahami. Jadi, fokuskan terlebih dahulu pada koneksi untuk menghasilkan anak-anak yang tidak hanya lebih bahagia, tetapi juga lebih mudah dipahami. Koneksi penuh kasih yang membuat hati kita meleleh inilah yang mengembalikan kegembiraan dalam proses membesarkan anak.

3. Pembinaan, bukan pengendalian

Apa yang membesarkan anak-anak hebat adalah pembinaan, menangani emosi-emosi mereka, mengelola perilaku mereka, dan mengembangkan penguasaan, alih-alih mengendalikan demi kepatuhan langsung. Orang tua yang bijak tahu bahwa apa yang mereka lakukan hari ini entah membantu atau menghalangi anak menjadi seperti apa mereka nantinya. Mereka membina emosi agar anak mengembangkan kecerdasan emosional yang esensial untuk mengelola perasaan dan membuat pilihan-pilihan bijak. Mereka menggunakan batasan empati daripada hukuman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline