Lihat ke Halaman Asli

Dwin

Mahasiswa

Karakter Anak Tergantung Makanan yang Engkau Berikan

Diperbarui: 26 Maret 2024   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahu nggak bun, kalau makanan yang kita beri ke anak dapat mempengaruhi karakter mereka ? Kita ulik yuk dengan kisah ibu hebat, siapakah mereka ?..........

  • Kisah ummu Ammarah binti Sufyan
    • Di kota Madinah ada banyak sekali pedagang yang menjual berbagai macam barang, tak terkecuali pedagang susu yang mendominasi di kota Madinah. Suatu waktu ada fenomena yang mengkhawatirkan, bahwasanya susu yang dijual di pasar sering kali dicampur dengan air, supaya pedagangnya mendapatkan keuntungan lebih banyak.
    • Fenomena ini membuat Umar bin Khattab turun tangan, karena gejala ini tidak bisa dibiarkan dan sudah termasuk ke dalam dosa besar ketika sengaja mencampur barang yang halal dengan sesuatu yang syugbat, hanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
    • Akhirnya Umar bin Khattab mengirimkan utusan dan mengumumkan bahwa ada hukuman keras bagi siapa pun yang berani mencampurkan susu dagangannya dengan air. Ketika pemberitaan tersebut sudah disampaikan, Umar bin Khattab juga ikut turun tangan untuk melihat dan mengawasi kondisi seluruh penduduk di kota Madinah.
    • Pada suatu malam, Umar bin Khattab melakukan tugasnya bersama bawahannya yang bernama Abdullah bin Zaid, beliau memeriksa kondisi dan keadaan para penduduk kota Madinah, dan tidak bermaksud untuk mencari tahu siapakah penjual susu yang telah mencampurkan susu dengan air
    • Beliau berkeliling dari satu rumah ke rumah lain untuk memastikan. Sampailah Umar bin Khattab dan Abdullah bin Zaid pada satu rumah yang ada di pinggir kota Madinah. Tipisnya tembok menjadikan pembicaraan di dalam rumah terdengar hingga keluar rumah. Tidak sengaja Umar bin Khattab dan Abdullah bin Zaid mendengar pembicaraan wanita penjual susu itu dengan putrinya. Wanita penjual susu berkata kepada putrinya, "campurkan air susu ini dengan air, supaya kita mendapatkan keuntungan lebih"
    • Maka putrinya yang bernama ummu Ammarah binti sufyan kaget mendengar apa yang disampaikan oleh ibunya, " saya tidak aakan pernah bermaksiat kepada Allah di waktu ramai, sebagaimana saya tidak kan pernah bermaksiat kepada Allah di waktu sepi. jadi saya tidak berani mencampurkan air susu ini dengan air"
    • Wanita itu berkata, " Umar bin Khattab tidak akan melihat apa yang kita lakukan". Putrinya berkata, "kalaulah Umar bin Khattab tidak melihat, Rabbnya Umar melihat apa yang kita lakukan" Dialog iman ini menghujam di hati Umar bin Khattab, hingga Umar bin Khattab dan Abdullah bin Zaid ini pulang ke rumah.
    • Lalu pada keesokan harinya, Umar bin Khattab memerintahkan salah satu budaknya yang bernama Aslim untuk mengecek dan mencari tahu siapa perempuan belia di rumah itu, siapakah ibunya, dan apa latar belakang keluarganya itu. Maka aslim pun melaksanakan tugasnya.
    • Ketika semua informasi sudah didapatkan, Aslim pun melaporkannya kepada Umar bin Khattab betul-betul jatuh hati dengan Ummu Ammarah binti Sufyan yang telah memperlihatkan keimananya, menjaga rahim dan perutnya dari sesuatu yang haram. Pada saat itu Umar bin Khattab menemui dan menceritakan tentang sosok Ummu Ammarah binti sufyan kepada tiga putranya, yaitu Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Umar, dan ada Ashim bin Umar
    • Lalu menawarkan kepada mereka siapa yang mau menikah dengan ummu Amarah binti Sufyan. Dan akhirnya menikahinya adalah Ashim bin Ummar, karena beliau satu-satunya anak umar bin Khattab yang  belum menikah saat itu, sedangkan kedua kakaknya sudah menikah.
    • Setelah mereka menikah, lahirlah seorang putri yang bernama Laila binti Ashim. Dari Laila binti Ashim lahirlah seorang laki-laki bernama Umar bin Abdul Aziz, yang nantinya beliau akan menjadi seorang khalifah yang terkenal dengan keadilannya, ketakwaannya, dan juga kewara'annya. Karena penjagaan dari kakek dan neneknya yang sanagat menjaga diri dari makanan yang syubhat dan haram.
  • Kisah Tsabit Az-Zauti bin At-Taymi
    • Tsabit Az-Zauti bin At-Taymi adalah seorang laki-laki yang gemar melakukan pengembaraan untuk mencari ilmu. Ketika di tengah perjalanan, beliau menemukan apel yang tergeletak di pinggir jalan. Karena terbatasnya modal dan uang saku yang dimiliki, dan saking begitu laparnya, beliau tidak berfikir panjang siapa pemilik apel itu. Maka beliau mengambil dan memakan separuh dari apel tersebut.
    • Beliau menyesal karena belum tahu siapa pemilik apel itu, dan beliau khawatir akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Akhirnya beliau mencari pemiliknya, tidak jauh dari tempat ditemukannya apel, beliau menemukan kebun yang berisi pohon-pohon yang begitu rimbun dengan buah-buahan. pada saat itu Tsabit Az-Zauti langsung meminta maaf karena telah mengambil dan memakan buah yang dilihatnya di pinggir jalan. Namun orang yang ditemuinya itu bukan pemiliknya, melainkan penjaganya, karena pemiliknya berada di tempat jauh dan diperlukan waktu satu hari satu malam untuk bisa sampai ke rumah pemilik kebun itu.
    • Sempat terpikir untuk membatalkan, tetapi iman yang mendorong beliau supaya memastikan bahwa buah yang telah dinikmati betul-betul halal. Ketika beliau bertemu dengan pemilik kebun, Tsabit Az-Zauti menceritkan kejadiannya. Dan pemilik kebun itu tertegun karena berhadapan dengan seseorang yang rela melakukan perjalanan panjang untuk meminta Ridha atas buah yang dimakannya.
    • Maka pemilik kebun ini langsung yakin bahwa ini orang yang betul-betul luar biasa, baik, shalih, karena mampu menjaga lambungnya dari sesuatu yang haram. Pemilik kebun itu berkata, "Maaf ya, saya tidak memaafkan dirimu kecuali dengan satu syarat, kamu harus menikahi putri saya yang buta, tuli, dan bisu.
    • Sempat terpikir dengan beberapa opsi, akhirnya Tsabit Az-Zauti menerima syarat tersebut, dan terselenggaralah pernikahan. Tidak lama setelah itu, Tsabit Az-Zauti pergi ke kamarnya untuk bertemu dengan wanita yang dikabarkan sebagai wanita yang buta, tuli, dan bisu. Namun beliau sangat kaget, karena wanita yang ada di hadapannya bisa bicara, mendengar, dan melihat dirinya dengan paras yang menawan. Dikirnya beliau salah masuk kamar, tapi ternyata memang wanita itulah yang menjadi istrinya. Wanita itu berkata, " sesungguhnya ayahku tidak pernah salah ketika mengatakan aku buta, tuli, dan bisu, karena beliau selalu mendidikku untuk tidak melihat apa yang diharamkan Allah, selalu menutup mulut telinga dari sesuatu yang dibenci Allah, selalu menutup mulutku ketika aku berbicara tentang apa yang dibenci Allah"
    • Ternyata hukuman yang beliau bayangkan bukan hukuman, namun merupakan sesuatu yang justru disyukuri oleh Tsabit Az-Zauti. Dari pernikahan tersebut, Lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Nu'man bin Tsabit, atau dikenal oleh banyak orang dengan nama imam Abu Hanifah.
  • Kisah Mubarak bin Waldi
    • Mubarak bin Waldi adalah seseorang yang bekerja kepada Nuh bin Maryam (seorang qadhi terkenal). Di mana ketika beliau datang dan meminta pekerjaan yang diberikan kepadanya kecuali menjaga kebun delima. Suatu waktu, sang qadhi minta kepada mubarak untuk mendatangkan buah delima yang paling manis. Dan ketika didatangkan buah delima yang pertama, tidak ada satu buah pun yang manis, semuanya rasanya masam. Didatangkan kembali, tetap rasanya masam, sampai didatangkan untuk yang ketiga kalinya pun semuanya masam.
    • Akhirnya qadhi yang menjadi majikannya itu marah kepada mubarak, "kenapa kamu tidak mau mendengarkan perkataanku? aku minta buah delima yang manis, kenapa kamu malah datangkan buah delima yang tidak manis?" Mubarak pun mengatakan, "karena selama ini aku hanya diberi tugas untuk menjaga kebun, aku tak pernah tahu bagaimanakah ciri-ciri buah delima yang manis dan tidak manis. Karena aku hanya mendapatkan amanah untuk menjaga, bukn untuk mencicipi buah yangmemang tidak enngkau perintahkan kepadaku untuk melakukannya" Lalu sang qadhi tertegun dengan jawaban dari mubarak, dengan tiba-tiba beliau berkata, "aku mempunyai seorang putri yang sudah dilamar oleh banyak laki-laki. Tetapi aku belum berkenan memberikan putriku kepada merek. Menurutmu, kalau kamu mempunyai seorang putri, maka bagaimana kamu akan menikahkan putrimu?"
    • kata mubarak, "orang jahiliyah menikahkan putri mereka karena nasab. Orang yahudi menikahkan putri mereka karena faktor ekonomi dan harta. Orang Nasara menikahkan putri mereka karena faktor ketampanan dan paras. Sedangkan orang beriman menikahkan putrinya karena keimanan"
    • Karena jawaban yang disampaikan oleh mubarak tersebut, sang qadhi kemudian menceritakan peristiwa ini kepada istrinya, sampai datang keyakinan untuk menikahkan putrinya dengan mubarak. Kemudian mubarak pun menikah dengan putri nuh bin maryam, dan tidak lam setelah mereka menikah, lahirlah satu keturunan bayi laki-laki yang diberi nama Abdullah bin Mubarak. Di mana nantinya menjadi salah satu ulama besar yang terkenal di antara kalangan tabi'in
  • Apa saja yang dapat kita ambil dari kisah tersebut ?
    • yang paling penting dalam menjalani kehidupan di bulan ramadhan ini bukan hanya menahan lapar dan dahaga saja. Tapi yang termasuk di antara poros kebaikan adalah komitmen kita untuk menghindarkan diri dari berbagai macam harta yang haram dan syubhat
    • Ibnu rajab mengatakan, "inti sunnah itu ada tiga, (1) menjaga hati, supaya kita senantiasa menjaga niat tulus karena llah dalam perkataan dan perbuatan. (2) Memastikan setiap perbuatan kita dilandasi dengan dalil. (3) komitmen untuk menceraikan harta yang haram dan syubhat dalam kehidupan kita"
    • Bukan hanya mereka yang mendapatkan hukuman dari Allah, tapi anaknya akan mendapatkan hukuman dari perbuatan orang tuanya yang gampang mengonsumsi harta yang haram pada kehidupan mereka. Karena tercampurnya sesuatu dengan yang haram yang menjadikan hilangnya kenikmatan pada yang halal.
    • dari kisah-kisah tersebut kita bisa mengambil pelajaran tentang bagaimana bentuk komitmen ketika kita menjaga harta dari harta yang haram dan syubhat. Karena keimanan tidak akan mampu untuk menyatukan antara hati akan mampu menyatukan antara hati kita dengan sesuatu yang haram dan syubhat
    • Salah satu poin yang terpenting dalam kita belajar ilmu adalah mempelajari hadist dan ayat Al-Quran, supaya kita bisa memiliki sebuah pilar yang kuat untuk meninggalkan yang haram



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline