Lihat ke Halaman Asli

Dwin

Mahasiswa

Lima Rahasia Mengelola Risiko Trading

Diperbarui: 23 Maret 2024   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

* Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki peluang keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi. Apabila Anda hendak berinvestasi dalam perdagangan, Anda terlebih dahulu harus mengerti dan memahami kegiatan perdagangan berjangka serta isi dari Perjanjian dan Peraturan Perdagangan.

* Risiko, suatu ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dari setiap keputusan atau tindakan kita. Dalam trading, pengertian risiko lebih spesifik pada "potensi rugi sebagian atau bahkan keseluruhan modal". Pahami bahwa trading adalah peluang, di mana kita bisa
mendapatkan keuntungan atau justru kerugian. Semakin besar keuntungan yang ingin diraih dari trading, maka semakin besar juga potensi kerugian yang menyertainya.

Dalam kenyataannya banyak trader pemula mengambil posisi berlebihan karena tergiur dengan keuntungan besar dalam waktu yang singkat, tanpa pertimbangan manajemen risiko. Kecenderungan yang sama juga bisa dilakukan pada trader berpengalaman bahkan oleh trader kelas dunia sekalipun. Yang perlu kita lakukan adalah sedikit menambahkan upaya atau usaha untuk mengenali lebih jauh tentang penyebab kerugian. Seberapa sering kemungkinan terjadinya dan berapa besaran kerugian setiap kali terjadi. Dengan begitu,
kita bisa memikirkan cara untuk mengantisipasinya di awal dan memperbesar jalan kita untuk meraih potensi keuntungan.

* Manajemen Risiko dalam trading adalah seluruh proses pengelolaan kerugian, mulai dari mengenali apa saja jenis dan besarnya kerugian tersebut, menyusun strategi untuk mengatasinya, mengambil tindakan, dan mengawasi pelaksanaannya.

*Lalu 5 rahasia yang bisa mengelola resiko trading itu apa saja ?

  • 1. TENTUKAN RISIKO MAKSIMAL PERTRANSAKSI
    • Risiko maksimal per transaksi adalah batasan kerugian maksimal yang kita terima dalam bentuk persentase dari jumlah modal awal untuk setiap transaksi.
    • kaitan antara risiko maksimal per transaksi dan jumlah transaksi yang rugi dengan modal awal trading.
      • 1% Equity--100
        2% Equity-- 50
        3% Equity--33
        4% Equity--25
        5% Equity--20
        Jika menggunakan risiko 1% dari equity, maka modal kita memiliki ketahanan terhadap 100 kali kerugian transaksi yang terjadi secara berurutan. Lalu jika menaikkan risiko 2%, maka ketahanan modal akan berkurang menjadi 50 kali kerugian yang terus menerus. Dan jika menaikkannya menjadi 5%, maka ketahanan modal hanya 20 kali transaksi
        rugi saja. Artinya, semakin tinggi risiko yang diambil, maka semakin kecil pula daya tahan modal yang kita punya.
      • Goal langkah 1 adalah mengetahui akhir terburuk dari journey trading kamu. Kamu mungkin akan membuat keuntungan dari salah satu transaksi, semakin sering mendapatkan keuntungan semakin bertambah daya tahan
        modal kamu. Namun, karena 2% risiko bisa dicapai oleh dua atau tiga posisi transaksi yang bersamaan, maka sebagai pemula kamu bisa fokus pada satu posisi saja. Misalnya, ketika ada momentum di pair EUR/USD, kamu memutuskan untuk melakukan transaksi. Dan besoknya kembali menemukan kesempatan untuk buka posisi baru, baik di pair yang sama maupun beda (posisi sebelumnya masih terbuka (floating)), maka kamu tidak dianjurkan untuk membuka
        posisi baru. Jika dirasa sudah cukup pengalaman, baru kamu bisa menambah lebih dari satu posisi.
  • 2. TENTUKAN RISIKO MAKSIMAL PERHARI
    • Langkah selanjutnya adalah menentukan risiko maksimal per hari yang merupakan batasan kerugian maksimal dari modal selama satu hari perdagangan. Hal ini kita perlukan untuk mencegah overtrade atau transaksi berlebihan sekaligus menjaga keseimbangan mental ketika melihat pergerakan harga.
    • Umumnya kita perlu break (istirahat) dari aktivitas kita setelah melakukan kesalahan 2 hingga 3 kali berturut-turut.
    • misalkan kita menggunakan toleransi risiko per n transaksi kamu 2%, berarti kamu hanya punya 2 kali kesempatan untuk salah setiap hari. Misalnya, jika kamu punya posisi di pair GBP/USD yang berakhir rugi, lalu posisi lainnya di EUR/USD yang juga rugi, maka kamu sudah menyentuh batas maksimal 4% dan tidak boleh menambah posisi baru lagi pada hari itu.
  • 3. MEMILIKI STRATEGI DENGAN RISK TO REWARD ATAU WIN RATE YANG BAGUS
    • Cara selanjutnya adalah memilih peluang dengan probabilitas keuntungan minimal 2 kali lebih besar dari risiko yang
      ditetapkan. Salah satu cara kita bisa menerima kerugian dengan frekuensi yang lebih sering adalah dengan memperkecil
      jumlah risk dan memperbesar jumlah reward. Tentunya dalam transaksi riil, menentukan risk to reward tidak segampang yang dipikirkan. Sebab semakin tinggi reward yang dikejar, maka semakin mengecil frekuensi terjadinya. Jadi, jika ingin reward yang besar, maka kita harus menerima win rate yang kecil. Sebaliknya, jika menginginkan win rate yang tinggi, maka kita harus menerima reward yang kecil.
    • Kedua hal ini harus disesuaikan; risk to reward ratio dengan win rate ratio. Cara menyesuaikannya adalah dengan
      mengevaluasi pengalaman trading. Jika kamu belum punya pengalaman trading di akun Real, maka bisa mulai di akun Demo. 
    • Goal langkah 3 ini : Memahami berapa minimal kombinasi WR & RR yang harus kamu usahakan untuk menghasilkan keuntungan.
      30% WR & 1:3 RR, 40% WR & 1:2 RR
      1:1 RR & WR 70%
      Setelah memahami, kamu perlu berusaha untuk temukan strateginya (gunakan analisa fundamental dan teknikal).
  • 4. TENTUKAN JUMLAH VOLUME TRANSAKSI
    • Langkah berikutnya adalah menentukan berapa maksimal volume transaksi (lot) yang digunakan. Metode ini terkadang disebut money management atau juga lot sizing. Jumlah atau angka metode ini berbeda dengan risiko maksimal sebelumnya, karena volume menyangkut ukuran transaksi, sementara risiko maksimal menyangkut kerugian. Kamu bisa saja mengambil transaksi dengan ukuran 0.5 lot atau dengan 1 lot, namun risiko masing-masing tetap pada 2%.
    • Jadi, dalam menentukan ukuran transaksi ini memiliki metode yang berbeda, terutama dalam trading forex dan komoditi. Banyak metode yang bisa dipakai untuk menghitung volume transaksi, namun yang paling umum dan mudah digunakan untuk pemula adalah Fixed Fraction, yaitu metode menghitung ukuran transaksi/Lot (position sizing) berdasarkan "persentase tetap" dari modal.
    • Goal langkah 4 ini adalah kamu bisa menentukan dan menggunakan manajemen modal.
    • Margin requirement adalah sejumlah dana yang dijadikan jaminan sesuai dengan ukuran lot. Jumlah margin ini tergantung pada besarnya nilai aset yang diperdagangkan (contract size).
  • 5. MEMILIKI MODAL YANG IDEAL
    • Langkah terakhir adalah menentukan berapa modal awal trading. Untuk ini, kamu bisa tanya pada diri sendiri berapa jumlah kerugian yang bisa ditanggung untuk setiap transaksi?
      Modal yang ideal berasal dari besaran risiko. Andaikan $100 adalah batas maksimal risikomu (2% dari seluruh modal). Modal = risk ($) risk (%)
      $100 2%= $5,000
      Maka, modal ideal dengan risiko $100 adalah
      $5,000.

      Lalu bagaimana cara mengaplikasikan risk dengan modal sekecil itu? Padahal 1 poin setara dengan $1, mana mungkin
      batasan kerugian hanya 10 poin? Belum lagi maksimum jaminan yang digunakan $50 dari Fix Fraction 10%. Lantas
      berapa lot yang bisa kita transaksikan?
      Jawabannya: gunakan Dynamic Leverage.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline