Karena pertemuan antara Deka dan Hendra yang terlalu sering. Timbul lah rasa cinta diantara keduanya. Hendra pun mengungkapkan rasa suka nya pada Deka. Dan Deka pun menerima nya. Karna ini lah harapan Deka untuk kelanjutan hubungan nya dengan Hendra.
Tapi Hendra berpesan : " tolong ya, hubungan ini jangan di share kesemua orang termasuk tempat dia bekerja." Seakan- akan hubungan ini tidak boleh ada yang tahu. Intinya jangan bilang siapa- siapa. Aneh...
Menurut nya,dengan alasan dia malu hanya seorang montir saja.
" Memangnya kenapa kalau seorang montir ? Kerja apapun kan yang penting halal. Lagipula kita juga sama- sama makan nasi kok", pikir ku.
Ya sudah, tak apa lah. Yang penting saat ini kita berdua bahagia.
Seperti biasa Deka berangkat bekerja menuju minimarket. Sementara Hendra pun menunggu aku di ujung gang. Sesuai kesepakatan kita kalau orang lain tidak boleh ada yang tahu. Setiap janjian bertemu atau menjemput, selalu tidak pernah ke rumah bibi. Tapi selalu janjian di suatu tempat. Seperti artis saja yang jika tidak mau ketemu wartawan, takut di publikasi kan.
Tiba lah waktu beristirahat. Aku pun keluar menuju warteg yang tak jauh dari tempat kerjaku. Untuk membeli makan siang dan minum kopi. " Haii.. mbak Sri..." sapa ku. " Haii juga Deka," balas mbak Sri.
Aku sengaja membuat janji untuk bertemu dengan Hendra di warteg ini. Tak lama Hendra pun datang. " Aduhhh..senang nya hati ini", bisik ku dalam hati, sambil ternyum kecil, menyambut kedatangan Hendra. Akhirnya kita pun makan bersama.
" Ehh...Hendra , kita foto bareng yukk, " ajak ku. Kebetulan akan aku pasang untuk foto profil di sos med aku. Tapi sayang nya Hendra menolak untuk foto bareng aku. Katanya , " ngapain sihh, malu kayak orang norak saja."
"Hello..., Sebenarnya status aku ini apa sih? " Pacar gelapmu gitu?
Hendra pun menjawab, " kan kamu sudah setuju sama komitmen kita,tidak boleh orang lain tahu".