Kau tau sunyi begitu ribut dikepalaku
Dari jendela yang kau buka dengan senyuman yang begitu misterinya
Aku duduk diam seperti bertapa dengan kopi yang tak pernah ku lupa
Sesakit ini ku bahagia
Sebahagia ini ku merasa duka
Aku mencoba terima dari setiap prasangka yang menikamku di sepanjang malam hingga fajar tiba mata tak jua memejam
Lalu kucoba berkaca pada diriku
Terlihat tentang seberapa banyak keburukanku
Aku diam merenung seperti gunung
Walau aku diasingkan di dimensi yang tak ku kenal namanya
Walau aku Dibenci lalu dibunuh