Indonesia memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, terdapat bebagai jenis gunung api yang masih dinyatakan aktif sehingga diberika julukan dengan wilayah yang di lalui jalur ring of fire (cicin api ) di dunia, akibat dari itu semua Indonesia ini senditi rawan sekali dengan bencana gunung api melutus dan juga gempa bumi. salah satu gunung api yang terdapat di Indonesia yang masih dinyatakan aktif adalah gunung agung. merupakan gunung api yang masih aktif dan termasuk dalam tipe A, mengapa demikian karena gunung ini masih menghasilkan magma dan kemungkinan akan masih mengalami erupsi. Gunung api tipe ini mengalami erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya.
secara geografis sendiri gunung Agung letak posisi gunung Agung yaitu adalah 08020' 30' Lintang Selatan dan 115030' 30' Bujur Timur dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut sehingga tidak salah gunung agung ini sendiri masuk dalam kategori gunung tertinggi di bali. dalam catatan sejarah gunung agung ini sudah mengalami erupsi sebanyak 4 kali letusan. yaitu pada tahun 1808 yang merupakan letusan perdana sekaligus merupakan letusan gunung agung yang paling dashyat selanjutnya letusan kedua gunung Agung terjadi pada tahun 1821 terjadi pada erupsi normal, , ketiga kalinya gunung Agung pada tahun 1843 erupsi didahului dengan gempa bumi, material yang di muntahkan yaitu abu, pasir, dan batu apung untuk terakhir kalinya terjadi lagi letusan pada tahun 1963 pada tahun ini terjadi dimulai tanggal 18 Febuari 1963 dam berakhir pada 27 Januari pada tahun 1964 erupsi bersifat magnatis, korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 298 orang luka-luka.
untuk kondisi Pola dan sebaran letusan gunung Agung sendiri menunjukan hasil erupsi yang lampau dan hampir sama, diantaranya adalah bersifat eksplosif mengapa demikian karena gunung ini meluarkan letusan yang melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan piroklastik dan abu. Dan efusif berupa aliran awan panas dan aliran lava. Lava ini mengalir dari kawah utama puncak ke utara hal ini dikarenakan bagian kawah utara lebih tipis ketimbang bagian selatan, barat dan timur sehingga memungkinkan arah aliran awan panas cendurung dominan mengarah ke utara dengan zona rawan aliran lava pijar pada jarak 7,5 km sedangkan untuk bagian selatan memiliki kawah yang tebal di karenakan di bagian ini dulu nya sebagai penumpukan hasil letusan sehingga di penuhi dengan material gunung api. desa yang terdampak sangat parah dengan aliran lava ini adalah desa dukuh kemudian di posisi kedua ada desa ban yang juga mengalami dampak yang lumayan parah, desa-desa lain yang juga ikur terpapar letusan gunung Agung ini meliputi Besakih, Sebudi, Jungutan, Budakeling dan Datah. Di gunung Agung ini meiliki dua macam awan panas, yakni awan panas letusan besar dan awan panas guguran. Daerah yang terkena dampak dari awan panas adalah daerah yang berada di arah selatan dan utara saja dengan rata-rata kecepatan 60 km perjam, untuk di daerah selatan mencapai 13 km perjam dan di sebelah utara 14 km perjam.
dari berberapa bencana gunung agung ini maka pemerintah melakukan perencanan dalam mengantispasikan kemungkinan bencana pada gunung Agung meletusnya kembali dengan mengonstruksi pemberitaan awal cikal bakal terjadinya letusan gunung api ini secara rasional selain itu juga pemerintah akan berperan untuk ikut berpartisipasi dalam meringankan beban akibat bencana, sehingga diharapkan tumbuh optimisme. Yang di inginkan pemerintah warga harus tetap waspada terhadap meletusnya kembali gunung agung yang imbau untuk bermukin 12 kilometer di tempat yang sudah di sediakan, selain itu juga media di harapkan selalu memberi motivasi melalui media sosial agar masyarakat tidak panik menghadapi segala hal. Pada tahap dua, setelah erupsi gunung Agung meningkat maka pemerintah akan memperpanjang siaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H