Lihat ke Halaman Asli

Ampunan Seorang Istri

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kuakui akupunya wajah yang tidak cantik, badanku sedikit gemuk,tapi aku memiliki segudang kesetiaan dan ketulusan kasih seorang istri kepada suami. Barangkali hal inilah yang membuatku pasrah untuk selalu disakiti suamiku.

"Kur.......Kurnia"

Terdengar suara parau dari seorang pria diluar rumahnya.

"Buka pintu nih aku yang datang".

Aku kenal betul itu suara bapak Kepala Dusun, tapi kenapa suaranya begitu gugup dan cemas? bukankah bapak Kadus ini terkenal penyabar dan berkepala dingin dalam menghadapi segala problema kehidupan?, Aku jadi penasaran ingin mengetahui apayang sedang terjadi,dan aku segera membukakan pintu.

"Ada apa pak Kadus" tanyaku sambil berdiri diambang pintu.

"Malam-malam begini kok nampak terburu-buru pak Kadus ada apa?.

"Saya sengaja kesini" sahutnya seraya berdiri didepanku,nafasnya sedikit tersengal,

"Mau mengabarkan si Darus Suamimu......"ujarnya lagi ,

"Suamiku kenapa pak Kadus apakah dia mabok atau berkelahi seperti biasanya?" aku ikut gugup dan cemas. Meski selama ini suamiku lebih banyak mencabik-cabik hati dan perasaanku, tetapi aku teramat mencintai suamiku.

"Tidak mabok atau berkelahi Kur..."suara pak Kadus sudah tidak gugup lagi, sambil celingukan kekanan dan kekiri,aku cepat sadar tidak mempersilahkan masuk untunglah pada saat itu adik iparku yang bernama Kusnadi yang lebih akrab dipanggil Asam datang menghampiri kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline