Lihat ke Halaman Asli

12_03_Nathan Adia

First Year Medical Student

Sanitasi Air Sebagai Salah Satu Langkah Preventif Atasi Penyakit Hepatitis Akut

Diperbarui: 5 Juli 2022   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hepatitis merupakan salah satu penyakit inflamasi pada hati manusia yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis. Saat ini sudah diketahui bahwa terdapat 5 jenis virus Hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Kelma jenis virus ini dibedakan menurut transmisi, manifestasi klinis, tingkat keparahan penyakit, distribusi geografis, dan inervasinya. Baru-baru ini dunia sedang dihebohkan oleh kemunculan hepatitis baru yang sampai sekarang belum diketahui penyebabnya yang menyerang anak-anak. Hingga 21 April 2022 setidaknya ada 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya yang sudah dilaporkan dari 12 negara di WHO bagian Eropa dan 1 negara WHO bagian Amerika. 

Kasus yang dilaporkan terjadi pada anak berumur 1-16 tahun, 10% diantaranya diperlukan transplantasi organ dengan setidaknya ada 1 angka kematian. Gejala yang banyak muncul pada pasien mulai dari sakit pada abdomen, diare, dan muntah dengan peningkatan enzim hati aspartate transaminase (AST) or alanine aminotransaminase (ALT). Bila melihat hepatitis lain virus ini dapat ditransmisikan melalui berbagai cara mulai dari hubungan seksual, ibu kepada janinnya, hingga melalui cairan tubuh.

Prevalensi hepatitis di Indonesia sendiri sebesar 0.39% atau sekitar 1 juta penduduk di Indonesia memiliki hepatitis yang tersebar di 14 provinsi dengan Papua dengan prevalensi terbesar yaitu 0.66%. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia juga menjadi negara yang rentan akan penyebaran penyakit hepatitis. Salah satu faktor menyebabkan Indonesia menjadi rentan terhadap penyebaran virus hepatitis yaitu tingkat sanitasi Indonesia yang dapat bilang rendah.

Rendahnya sanitasi di Indonesia sendiri dapat disebabkan berbagai faktor. Tingkat pendidikan serta sosial ekonomi memiliki peranan yang tinggi dengan hal ini. Contohnya saja bila kita lihat masih banyak masyarakat yang buang air besar sembarangan. UNICEF sendiri menyatakan bahwa sekitar 25 Juta masyarakat Indonesia buang air besar di ladang, semak, hutan, parit, jalan, sungai atau ruang terbuka lainnya. Dimana saat sebuah survei dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2017 dan ditemukan bahwa 89 persen sumber air dan 67 persen air minum rumah tangga terkontaminasi oleh bakteri tinja. Dimana hal ini menjadi sangat rawan terjadinya kontaminasi oleh virus hepatitis melalui feses yang mengkontaminasi air. Bila dilihat dari segi sosial ekonomi masyarakat Indonesia diketahui bahwa kesenjangan masih sering terjadi di Indonesia. Kesenjangan yang signifikan dalam memperoleh akses sanitasi terutama di antara rumah tangga pada dua tingkat masyarakat paling rendah -- sebesar 40 dan 65 persen di daerah perkotaan dan 36 dan 65 persen di daerah pedesaan.

Penyakit Hepatitis akut yang baru saja keluar merupakan ancaman besar bagi semua bangsa, khususnya pada negara-negara berkembang yang masih memiliki tingkat sanitasi rendah karena hepatitis dapat menular dengan mudah terutama melalui air yang tercemar oleh feses manusia. Maka dari itu pemerintah serta masyarakat harus bekerja sama menanggulangi masalah ini melalui pembangunan infrastruktur sebagai penunjang kebersihan dan meningkatkan masyarakat akan pentingnya sanitasi air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline