Lihat ke Halaman Asli

Industri Rumahan Tumpukrenteng: Pengolahan Jagung Menjadi Gerit Instan

Diperbarui: 14 Januari 2023   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Anggota KKM dengan Pemilik Industri Rumahan Pengolahan Jagung. Dokpri

Tak hanya beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, jagung rupanya juga banyak dilirik oleh kalangan masyarakat. Oleh karena itu, di Desa Tumpukrenteng Turen terdapat sebuah industri rumahan yang mengolah jagung sebagai makanan pokok. Tak heran jika industri rumahan ini men dikunjungu oleh  KKM kelompok 184 UIN Malang pada Senin, 9 Januari 2023. Sebanyak 16 mahasiswa mendatangi Rumah Bapak Supri (pemilik usaha pengolahan jagung) untuk membantu dan melihat pengolahan jagung.

Bapak Supri merupakan seorang usahawan yang mengolah biji jagung menjadi gerit instan. Jagung tersebut disuplai dari beberapa daerah kemudian diolah menjadi gerit yang dapat diseduh dengan air hangat menjadi nasi jagung. Pertama bulir bulir biji jangung dibilas dengan air terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke mesin penghancur. Pada proses penghancuran ini terdapat variasi tekstur gerit. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan selera konsumen. Setelah melalui proses penghancuran, umumnya didapatkan hasil berupa serbuk halus. Serbuk halus inilah yang nantinya harus dijemur selama 2-3 untuk proses pengeringan.

Proses Pencucian Bulir Jagung Sebelum Digiling. Dokpri

Setelah proses pengemasan, distribusi gerit instan dijual oleh Bapak Supri sendiri ke pasar kota Malang (Pasar Kepanjen) dan beberapa pasar lokal lainnya. Gerit ini dijual seharga lima ribu rupiah dengan berat 1/4 kg. Permintaan dari gerit jagung ini berasal dari masyarakat yang mengurangi konsumsi nasi dan yang menjalani diet karbohidrat. 

Pengemasan Gerit Jagung Instan. Dokpri

Pengolahan limbah jagung dari proses penghancuran digunakan sebagai bahan pakan ternak. Hal ini merupakan inisiatif yang dilakukan oleh industri rumahan ini. Namun, industri rumahan ini belum bisa menggolah limbah air cucian  jagung menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan.

Selain itu, suplai bahan jagung belum berasal dari persawahan milik pribadi ataupun masyrakat sekitar melainkan mendatangkan suplai jagung dari luar daerah. Oleh karena itu, pemberdayaan swadaya masyarakat perlu dilakukan oleh masyarakat desa setempat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline