Lihat ke Halaman Asli

Berpikir Untuk Memahami

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebingunganku untuk memahami orang-orang disekitarku.kebingungan ini berangkat dari kesadaran akan kerinduan kasih sayang dari orang-orang disekitarku.

Banyak pemaknaan tentang hidup yang berhenti pada maqam kebingungan.berpikir untuk memahami seolah-olah menjadi capaian dari memahami orang-orang disekitarku.

Tak ayal relativisme hati untuk menghukumi sifat yang selalu menghampiri pikiranku menjadi bola liar yang suatu saat akan menjadi renungan untuk dipilah dan dipilih. entah bola liar itu akan kujinakkan ataukah akan berubah menjadi kebencian.

Nalar kritisku bukan merupakan suatu jelmaan untuk menyatakan "lakukanlah hal sesuai dengan kemauanku", tapi nalar kritis itu ada karena ingin menyatuhan pahaman sehingga melebur menjadi kasih sayang.

Berpikir untuk memahami adalah bahasa hati yang mewakili jiwa. dan jiwa akan selalu menjadi wujud hakekat simbol dan perkataan.

Relung-relung alam bawa sadar menjadi lautan ma'rifat menuju paripurna kesadaran yang berkolaborasi menjadi satu tujuan yang dibungkus dengan kata yang sederhana yaitu CINTA.

Seorang ilmuan akan menyatakan kuasailah sains, seorang pujangga akan menyatakan raihlah cinta, dan aku yang bukan siapa-siapa ingin menyatakan "berpikirlah untuk memahami".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline