Lihat ke Halaman Asli

Trah 9949: Ayah, Ibu dan 2 Anak Maju Sebagai Calon Presiden

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik. Selanjutnya dalam UUD 1945 sebagaimana yang telah diamandemen, menyebutkan bahwa seorang presiden hanya dapat menjabat posisi presiden maksimal 2 periode saja. Lamat-lamat tema yang dulu sempat mencuat kini kembali berkibar. Amandemen UUD 1945 guna melapangkan jalan 9949 untuk menjabat presiden untuk yang ketiga kalinya (bahkan lebih!). Jikalau dulu masih dalam tahapan wacana internal istana cikeas, kali ini suaranya lebih lantang terdengar. Disampaikan oleh poltak si raja minyak yang siap sedia mendukung si pemilik istana cikeas. Baru saja rakyat dilenakan dengan sajian pidato kenegaraan yang sangat indah namun tidak nyata. Belum pula usai lara penculikan aparat KKP berikut proses barternya dengan maling ikan. Kini, rakyat dibuat terperangah dengan sajian sinetron cap citra dimana ayah, ibu dan 2 anaknya maju sebagai calon presiden.

[caption id="attachment_230490" align="aligncenter" width="300" caption="Trah 9949 (tahun 2000)"][/caption] Ayah. Sang ayah memang sudah dua kali menjabat sebagai seorang presiden. Tak cukup puas dengan hal tersebut, dicarilah cara agar tetap menjabat untuk yang ketiga kalinya. Memang, tidak melalui corong suara yang hingar bingar tapi cukuplah melalui seorang juru bicara tak resmi. Amandemen UUD 1945!! Terlampau rendah kiranya bila wacana tersebut menjadi sebuah konsumsi publik saat ini. Dan tidak layak pula rasanya bila energi bangsa ini dipakai untuk memuaskan hasrat kekuasaan yang sedemikian tinggi itu. Tak cukupkah dengan 2 periode saja ayah? Itu pun jikalau ayah masih mampu mencapai 2014. Semoga saja bisa tercapai seperti yang selama ini ayah katakan selama ini “ku yakin sampai disana”. Semoga keyakinan ayah didukung dengan kerja keras tanpa kenah lelah dan keluh kesah. Ibu. Memang sang ibu tidak pernah menyatakannya secara langsung untuk maju sebagai calon presiden negeri ini. Tidak pernah sekali pun menyatakan demikian. Dalam berbagai kesempatan sang ibu selalu menolak untuk menjawab pertanyaan dengan tema tersebut. Begitupula sang ayah yang juga no comment atas hal tersebut. Namun demikian, orang-orang disekitar istana cikeas (bukan tetangga) selalu menghembuskan ambisi untuk menjagokan sang ibu untuk maju sebagai calon presiden. Masih dalam tataran “cek-cek ombak” dulu, menjaring aspirasi dan menggiring aspirasi. Begitulah pola yang dilakukan oleh penggagas “SBY Women`s Fans Club” dan SIKIB (solidaritas isteri kabinet indonesia bersatu) ini. Tunggulah dulu, akan tiba waktunya. Sulung. Buah apel jatuhnya tidak jauh dari pohonnya. Seperti sang ayah, si sulung meretas karirnya melalui akademi militer. Sama-sama di angkatan darat, juga sama-sama lulus dengan predikat lulusan terbaik. Klop! Lama tak terdengar kabarnya, bukan karena tak berprestasi melainkan disimpan untuk kepentingan tertentu. Barulah pada hari kemerdekaan kemarin tepatnya tanggal 17 Agustus 2010, si sulung menampakkan diri. Hadir dalam sebuah liputan hasil wawancara yang sedemikian apik ditata. Ia yang selama ini hanya dikenal sebagai prajurit karir, hadir dengan kefasihan yang sangat tinggi dalam pelbagai macam tema pembicaraan. Tampaknya si sulung tak ingin menjadi anggota keluarga yang pasif. Sulung tak mau kalah dengan si bungsu. Bungsu. Hadir sebagai seorang pemikat suara rakyat daerah nomor satu, si bungsu pun manggung di pentas politik dengan jabatan yang sangat mentereng: sekretaris jenderal. Tidak seperti si sulung yang mengenyam pendidikan militer, si bungsu lebih suka dengan permasalahan bisnis dan ekonomi politik, sebuah bekal yang cukup bagi si bungsu untuk maju sebagai calon presiden yang akan datang.

-------

Rencana dan strategi sudah dijalankan. Pelan tapi pasti perjalanan sudah dimulai. Kidung indah “ku yakin sampai disana” terus menyemangati perjalanan trah 9949 ini. Bila sang ayah tidak bisa lagi jadi presiden, maka ada sang ibu dan 2 anaknya yang akan bertarung. Bila sang ayah gagal menjadi presiden, masihlah ada kesempatan untuk menjadi wakil presiden asalkan trah tetap terjaga. Inilah negara republik kita, sebuah negara yang gemah ripah loh jenawi. Sebuah negara yang kuat dan besar. Namun sayang, itu cerita masa lalu. Semuanya tergerus karena pemimpin yang kurang cakap dan tanggap dalam menjalankan pemerintahannya. Pemimpin yang berlindung dalam sebuah kewajaran atas penderitaan rakyat. Pemimpin yang gagal memisahkan antara kepentingan negara dengan kepentingan pribadi. Bilakah “ku yakin sampai disana” ??? kira-kira apakah dugaan: "9949 tidak mau menjadi presiden untuk periode ketiga tetapi "rakyat" memintanya untuk kembali menjabat" akan santer terdengar? sumber foto : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline