Lihat ke Halaman Asli

Kebimbangan yang Bodoh

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hari ini aku bangun dengan nyeri dikepala. aku baru saja merebahkan badan pukul 03.00 dini hari, mataku masih ngantuk. tadi sempar aku bermimpi aneh. aku kehilangan duit Rp. 100.000 ku yang kusimpan diam-diam didalam amplop putih yang kupikir akan hilang dari pandangan. aku shock. kemarin aku mimpi seperti itu juga dan kehilangan duit seratus ribu ku juga. aku bangun mencuci wajah, menggosok gigi sambil berpikir aneh. saudara kembarku sudah kekampus sejak pukul 08.35 tadi. sekarang waktu menunjukkan pukul 10.00 wib lebih.

aku belum memeriksa amplop itu. tapi perasaan tidak enak sudah menggerogotiku. aku berjalan keliling kamar tak menentu. ada rasa tak nyaman hinggap. tiba-tiba kost terasa sepi. semua orang pergi pagi ini. tak ada suara tv atau radio yang biasanya membahana suasana pagi. tanganku risau. hatiku bimbang. pikiranku galau. aku menimbang sebentar. lalu kuraih amplop yang sudah merayu-rayu diatas lemari. perlahan kuintip kedalam. lalu mulai merogoh dan mengeluarkan duit yang membuat jantungku berhenti sesaat. Ya Tuhan...!!! Aku kehilangan duit seratus ribuku. aku menarik napas. pasti dia. pasti dia yang mengambil. aku risau. aku marah dan aku merasa kecewa. aku terduduk lesu diatas tempat tidur. waktu terasa amat berlalu.

matahari amat terik. angin bertiup kencang. sore nanti akan hujan,. cuaca medan. aku masih diliputi perasaan tak menyenangkan. yang kutunggu sudah pulang. namun aku tak berani bertanya. kalau bertanya pasti sangat konyol. bagaimana mungkin dia mengambil duit itu. angin menyapa rambutku dengan lembut. mataku menerawang langit. kekecewaan tetap meraja hati. jika sudah seperti ini, aku merasa kesal. kakiku goyang-goyang kecil tak menentu. sekali lagi, kost sepi hari ini.tak ada suara teve atau radio dengan lagu-lagu lawas kesukaanku.

ini bukan kehilangan pertama kali bagiku. ini yang ketiga. aku ingat, pertama kali kehilangan, aku menuduh tetanggaku yang mengambilnya dari dompet yang kuletakkan asal ditempat tidur. itu terjadi 6 bulan yang lalu. sampai saat ini aku menyesali sikapku yang asal menuduh itu, walaupun perasaanku bilang ada orang lain yang mengambilnya. tapi aku diam saja. aku masih ingat ocehan-ocehan saudara kembarku itu menuding tetangga kami yang mungkin  tak tahu menahu. dan kami hanya bergumul dan menyimpulkan sendiri, kemudian kasus berlalu. kehilangan kedua terjadi 3 bulan lalu. aku mimpi juga disitu. mimpi kalau dia yang mengambil. saat aku terbangun, dan mengecek tempat duit, duitku raib seratus ribu. kutanya padanya sepulang kampus, dia malah marah-marah padaku. dengan wajahnya yang amat bijaksana itu aku kalah berargumentasi. aku menangis dan kecewa. bukan karena aku merasa salah menuduh. tapi karena aku yakin kalau dia yang mengambil uangku. malamnya aku tak pulang kekost. tidur dikamar teman dan tak pulang sekitar 2 hari. saat itu aku memaafkan perbuatannya dan menganggap itu tak pernah terjadi. dengan muka polosnya yang kubenci saat ini dia senyum-senyum merasa tak ada yang terjadi. sungguh, aku benar-benar membencinya.

hari ini, ketika aku melihat duitku raib ntah kemana, aku merasa bodoh. aku ga berani nanya. aku benci dia.,,,

saudara kembarku yang selalu merasa benar dan tak pernah puas,,,

AKKKKKKHHHHHH........!!!!!!!!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline