Lihat ke Halaman Asli

TNI Berjalan Kaki Lima Jam di Nepal, Cari WNI Korban Gempa

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bencana kembali mengguncang Nepal. Sebuahgempa bumiberkekuatan7,8 (Mw) yang terjadi pada pukul 11:56NST(6:11:26 UTC) pada Sabtu 25 April 2015, denganepisentersekitar 29 km (18 mi) dari timur-tenggaraLamjung,Nepal, danpusat gempadi kedalaman sekitar 15 km (9.3 mi) meluluhlantahkan beberapa bangunan disana. Peristiwa tersebut merupakan gempa bumi paling kuat yang mengguncang Nepal sejakgempa bumi Nepal–Bihar pada 1934 silam.

Sedikitnya 1.523 orang diketahui tewas akibat guncangan gempa bumi tersebut. Selain Nepal, guncangan gempa juga melanda beberapa wilayahdi India,Tiongkok, danBangladesh. Bangunan-bangunan yang berusia berabad-abad hancur lebur diLembah Kathmandu, termasuk beberapa bangunan diAlun-Alun Kathmandu Durbar.

Demi solidaritas kemanusian antar sesame bangsa di dunia, TNI bersama Kementerian Luar Negeri dan relawan Taruna Hiking Club (THC) diterjunkan melalui jalur darat di Kathmandu, Nepal, pada 2 Mei. Mereka bertugas mencari WNI yang hilang kontak, sejak terjadinya gempa bumi di wilayah Langtang, Nepal.Misi penyelamatan itu, di pimpin Letkol Pnb Indan Gilang yang menjabat Komandan Misi Evakuasi WNI di Nepal.

Tim evakuasi berjumlah enam orang. Mereka terdiri dari tiga personel Paskhas TNI AU yaitu Sertu Sujianto, Praka Edi Sunaryo, Praka Dwi Haryanto,  satu personel  perwakilan Kemenlu yaitu Kreshna Djaelani dan dua personel Taruna Hiking Club Bandung yaitu Adidjana Gustiansyah dan Sofyan Arif.

Mereka berangkat dengan menempuh waktu selama enam jam dengan kendaraan roda empat, kemudian melakukan berjalan kaki selama lima jam. Selain di darat, pencarian juga dilakukan dari udara dengan Helikopter, dengan fokus pada titik dimana mereka diduga hilang. Ketiga WNI hilang kontak di Nepal ketika terjadi gempa bumi tersebut, sedang melakukan pendakian di wilayah Dhunce Nepal.  Dhunce adalah area yang lebih rendah, dan paling dekat dengan Kathmandu yakni sekitar 7-8 jam perjalanan darat, menggunakan mobil, dan disambung jalan kaki.Kadek Andana (26 tahun), Alma Parahita (31 tahun), dan Jeroen Hehuwat (36 tahun) sejak gempa terjadi belum bisa dihubungi hingga kini.

Tim jalur darat yang menggunakan telepon satelit itu, dalam pencarian tersebut dipandu pemandu perjalanan  (guide) dari hotel yang mengetahui jalur atau rute dari ketiga pendaki asal Jawa-Barat itu. Foto terakhir Kadek Andana dan kawan-kawan yang diambil pada 21 April 2015, juga tersimpan di pemandu tersebut. Rombongan, kata pemandu hotel, berangkat menuju Dhunce.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline