Lihat ke Halaman Asli

Ram Tadangjapi

Cuma senang menulis

Resensi Film "Si Juki: Panitia Hari Akhir" (2017)

Diperbarui: 14 Juni 2019   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: www.film.mbahsinopsis.id)

Juki (Faza Meonk) berhasil meraih ketenaran sebagai selebriti anti mainstream, namun ia mulai merasa slogan anti mainstream yang ia pegang selama ini ternyata malah mengikuti pola mainstream apalagi acara televisi yang ia pandu malah kebanyakan diisi sponsor dan ide acaranya mengikuti keinginan pasar.

Juki juga sudah tidak dianggap mewakili anti mainstream sehingga mulai ditinggalkan pendukungnya. Disaat Juki mulai merasa bosan ia justru melakukan inisiatif sendiri saat memandu acara televisinya sehingga berakibat ia dipecat dari pekerjaannya tersebut.

Disaat bersamaan keadaan di Indonesia sedang ramai karena adanya info tentang sebuah meteor yang akan jatuh ke Indonesia dan berpotensi mengakibatkan banyak kerusakan. Erin (Bunga Citra Lestari) salah satu pengamat di Badan Antariksa Seluruh Indonesia (BASI) harus bekerja sama dengan tim pemerintah untuk mencari solusi mengatasi peristiwa kejatuhan meteor, namun ia tidak setuju pada metode yang akan digunakan karena banyak hal yang menurut hitungannya salah. Alhasil ia mulai terpinggirkan dari tim.

Erin dan Juki bertemu disaat keadaan keduanya kurang menguntungkan. Erin mencari seseorang yang bisa membantunya untuk mencegah kejatuhan meteor, Juki menghubungkan Erin dengan pamannya yaitu Prof. Juned (Indro Warkop) seorang mantan peneliti pemerintah yang proyeknya dihentikan pemerintah akibat intrik politik. Mereka kemudian bahu membahu berupaya menyelamatkan nusantara dari terjangan meteor meskipun usaha mereka dicurigai oleh pihak berwajib sebagai kelompok berbahaya.

Karakter Si Juki (sumber: Screenshot)

Sukses dengan komik dan webtoon-nya, Faza Meonk tokoh sentral dibalik kesuksesan tokoh komik Si Juki membawa kisah ini ke level lebih tinggi yaitu ke versi layar lebar. Faza terjun langsung menjadi penulis skenario, sutradara, sekaligus pengisi suara karakter utama.

Tema cerita yang diusung tetap menyajikan banyak dialog-dialog komedi untuk memancing kelucuan, dengan format animasi 3D Faza juga berusaha merangkul segmentasi anak-anak untuk bisa menikmati petualangan Si Juki dan kawan-kawan. Saya cukup mengapresiasi film animasi ini karena sudah menambah koleksi film animasi Indonesia dengan pendekatan unik dan berbeda.

Sayangnya unsur tekhnis animasi belum terlalu halus penggarapannya sehingga gerakan tiap karakter masih terlihat kaku, suara dan gerak gambar juga beberapa kali kurang sinkron membuat aspek komedi yang ditawarkan kurang kuat untuk memantik tawa penonton.

Namun sebagai penikmat film saya cukup puas dengan kehadiran film Si Juki ini dengan segala kekurangannya, saya tetap berharap jika kelak Si Juki bakal membuat sekuel film semoga bisa menghadirkan tontonan yang bisa lebih menghibur dan mengundang banyak tawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline