Lihat ke Halaman Asli

Ram Tadangjapi

Cuma senang menulis

Resensi Film Salawaku (2016)

Diperbarui: 24 Agustus 2018   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: www.imdb.com)

Labujua ada hati

Salawaku (Elko Kastanya) harus tinggal sendiri setelah Binaiya (Raihaanun), kakaknya tiba-tiba pergi tanpa pesan. Salawaku hanya bisa meminta bantuan dari Kawanua (Jflow Matulessy) untuk mencari kabar tentang kakaknya meskipun jawaban yang ia dapatkan selalu mengecewakan.

Dengan modal nekat Salawaku lalu berinisitif untuk mencari sendiri Binaiya, ia lalu mencuri sebuah sampan dan mendayungnya meninggalkan desa. Suatu pagi ia menemukan seorang perempuan (Karina Salim) sedang duduk sendiri di hamparan pasir putih, dengan maksud menolong Salawaku pun mendekati perempuan yang kemudian memperkenalkan namanya Saras. Saras kemudian meminta Salawaku untuk mengantarkannya kembali ke resort penginapannya, namun karena menghindari kejaran orang-orang dari desa Salawaku mau tidak mau Saras harus mengikuti perjalanan Salawaku.

Kawanua berhasil menemukan Salawaku dan Saras lalu kemudian menawarkan bantuan untuk menemani Salawaku mencari kakaknya. Kawanua terlihat kurang serius membantu Salawaku bahkan sering memperlambat waktu perjalanan dan berusaha merubah arah dari tujuan yang sebenarnya. Kawanua menyimpan rahasia besar tentang Binaiya, begitu juga Saras menyembunyikan sesuatu tentang dirinya dan menjadikan perjalanan tersebut sebagai pelarian sementara Salawaku terjebak diantara rahasia orang dewasa yang belum ia pahami.

Elko Kastanya dan Karina Salim (sumber: www.thejakartapost.com)

Film bertema perjalanan (Road Movie) selalu menarik ditonton karena selain dimanjakan panorama pemandangan setting film juga selalu banyak rahasia dari pelakunya yang mengejutkan. Film debut penyutradaraan Pritagita Arianagara ini mengambil setting di pulau Seram di propinsi Maluku dengan beberapa pesona wisata alamnya yang menarik, dengan tidak menggunakan banyak tekhnik kamera film ini terlihat sederhana namun kekuatan cerita tentang perempuan yang seringkali kalah saat berhadapan dengan adat dan ketakutan lelaki hasil garapan Iqbal Fadly dan Titien Wattimena ini mampu melengkapi kesederhanaan dari segi gambar.

Film ini berhasil mendulang sejumlah penghargaan dan nominasi, salah satunya adalah Piala Citra untuk kategori Pemeran Pembantu Wanita Terbaik untuk Raihaanun pada Festival Film Indonesia 2016. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline