Lihat ke Halaman Asli

Menjelang Jumat yang "Nyepi"

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kerukunan Hindu Islam yang tertantang


Minggu ketiga di bulan saudara kita dari umat hindu akan merayakan hari raya nyepi( silent day) yang merupakan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan Kalender Saka yang bermula sejak tahun 78 masehi.
Tujuan hari raya nyepi sendiri adalah memohon kepada Tuhan yang maha esa untuk menyucikan alam manusia/mikrokosmos( buwana alit) dan alam semesta /Makrokosmos ( buwana agung) dan rangkaian upacara tersebut sudah mulai sejak beberapa hari  sebelum pelaksanaan nyepi, khususnya umat hindu di Bali.


Bermula dengan upacara melasti yaitu penyucian  sarana persembahyangan yang ada di pura, dengan arak arakan di bawa ke pantai, danau (tirta amertha). Kemudian ada upacara” tilem sasih kesanga”( bulan kesembilan) yang didalamnya terdapat Buta Nyadnya( panca sata, panca sanak dan tawur agung) dan mecaru –pengrupukan  yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di bali pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh ogohyang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.


Keesokan harinya, yaitu pada Purnama Kedasa (bulan purnama ke-10), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini suasana seperti mati. Tidak ada kesibukan aktifitas seperti biasa. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa,brata,yoga dan semadhi.jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).


Hari raya yang menarik dan paling unik didunia. Hari tanpa kegiatan apapun. Semua aktivitas terhenti mulai dari kegiatan rumah sampai airport pun tutup kecuali rumah sakit, kota tanpa suara tidak ada polusi udara polusi suara dan tidak polusi frekwensi sunyi hening gelap gulita, tak perlu ada  slogan “ save the world” tak perlu acara satu jam tanpa lampu untuk bumi.


Ada hal yang menarik di hari raya tahun ini pada tanggal 23 maret 2012  bertepatan pada hari jumat, mungkin tidak terlalu  berpengaruh bagi umat islam yang luar bali, tapi sangat berpengaruh islam minoritas di bali, tentu kita tahu sholat jumat adalah kewajiban bagi umat islam laki laki


Dari sinilah kerukunan dan kesadaran antar umat islam dan umat hindu secara real teruji, bagaimana umat islam tetap bisa melaksanakan sholat jumat tanpa mengganggu kekhidmatan masa nyepi umat hindu.


Kebetulan saya tinggal di wilayah kuta khususnya kuta utara, masjid yg terbesar di area tersebut adalah masjid Al Hasanah  yang tepatnya berada di komplek perumahan Canggu permai.


Jauh hari sudah ada pengumuman bahwa umat islam tetap bisa melaksanakan sholat jumat seperti biasa, tetapi ada beberapa larangan yaitu:Dilarang menggunakan pengeras suara,Jamaah yang datang ke masjid tidak diperkenankan membawa kendaraan, berjalan kaki. Dan tidak boleh membuat keramaian, dan bagi umat islam yang tempat tinggalnya jauh dari masjid atau mushola, disaran menghimpun kelompok yang memenuhi syarat sah sholat jumat dan berjemaah ditempat yg di pilih dengan berkoordinasi dengan tokoh banjar ataupun pecalang,so bagaimana yang saya dan kawan lain yang jauh dari masjid dan tak bsa memenuhi kuota sholat jumaT ?Wallohu a’lam bisowab…


Semoga nanti umat islam dan umat hindu bali bisa saling menjaga dan menghormati, Bali yang Harmony

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline