Lihat ke Halaman Asli

Infeksi Virus Cacar Monyet (Monkeypox)

Diperbarui: 27 Oktober 2022   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Sejarah Cacar Monyet

Cacar monyet adalah salah satu jenis infeksi yang disebabkan oleh virus orthopox. Setelah pandemi global cacar air pada tahun 1977, orthopoxvirus menjadi penyebab utama cacar air pada manusia, terutama di negara berkembang di Afrika Barat dan Tengah. Seperti cacar monyet, menyebabkan berbagai gejala, termasuk flu, demam, malaise, sakit punggung, sakit kepala, dan ruam. Saat ini, ada teknik yang dapat digunakan untuk memerangi cacar monyet buatan manusia. Ini menunjukkan potensi untuk menyembuhkan cacar monyet. Ancaman pemberantasan cacar dengan fokus pada perhatian virus.

Pada tahun 1958, ketika wabah cacar marak ditemukan sebuah kera kumpulan yang telah dilakukan di laboratorium institusi militer, dikenal sebagai berikut. Insiden yang terjadi di Amerika Serikat terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

2. Penyebab cacar monyet

Cacar monyet yaitu virus yang berasal dari hewan (virus zoonosis). Virus ini asli ditransmisikan oleh hewan pembohong seperti tupai. Para peneliti  menemukan bahwa virus ini menginfeksi beberapa kelompok monyet yang sedang diteliti. Dari sinilah, penyakit ini muncul cacar monyet.

Cacar Monyet berasal dari genus Orthopoxvirus masuk  dalam keluarga Poxviridae. Virus yang masuk dalam Keluarga genus Orthopoxvirus meliputi virus variola penyebab cacar (smallpox), virus vaccinia (yang digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi. Kasus cacar monyet banyak dialami manusia yang  disebabkan oleh penularan dari hewan. Virus yang berasal dari dapat memasuki tubuh manusia luka terbuka di kulit, saluran pernapasan, makhluk hidup, dan mukosa (air liur).

3. Cara penularan  cacar monyet

Penyakit cacar monyet ini bisa disembuhkan dengan cara memaparkannya pada penyakit TBC, TBC, atau mukosa (air liur) yang terkontaminasi virus tersebut. Namun, apakah hal itu bisa terjadi pada manusia? Populasi hewan manusia terkonsentrasi di Afrika melalui kontak dengan monyet, tupai, dan tikus Gambia yang terinfeksi. Menurut CDC, infeksi hemoragik melalui udara pada manusia juga dapat terjadi lewat infeksi hemoragik, terlepas dari apakah infeksi hemoragik tersebut disebabkan oleh virus atau infeksi benda.

Jika hanya satu orang di setiap orang lainnya yang tertular monkeypox, jumlah kasusnya sangat rendah. Virus cacar monyet menyebar antar manusia dengan menyebar melalui droplet yang dibawa oleh individu yang terinfeksi. Virus dari droplet juga dapat menyebar bila digunakan untuk melakukan tatap muka secara rutin dengan individu yang terinfeksi. Hal ini tidak terjadi pada droplet papain, yang hanya dilepaskan ketika droplet terinfeksi atau dipukul oleh individu yang terinfeksi. Selain itu, virus dapat menyebar melalui plak dari tubuh hamil di pagi hari.

4. Pencegahan cacar monyet

Secara signifikan lebih bermanfaat daripada mengobati. Selain itu, ini merupakan masalah bagi penyakit cacar monyet. Pemberian vaksin cacar (Jynneos) 85% efektif untuk tujuan ini. Vaksin ini merupakan modifikasi dari vaksin yang dikembangkan untuk mencegah penyebaran cacar. Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui Jynneos sebagai vaksin untuk cacar dan cacar monyet pada tahun 2019.

Dua dosis vaksin Jynneos diambil pada tanggal 28, dan hasilnya menunjukkan bahwa sistem kekebalan bertanggung jawab atas penghentian satu dosis vaksin cacar berikutnya. Namun, prevalensi vaksin ini di ruang publik masih menjadi misteri. Di Indonesia saat ini, vaksin terutama digunakan untuk mengobati cacar monyet. Saat berinteraksi dengan hewan, Anda akan melihat bahwa upaya pencegahan adalah yang akan membantu Anda menghindari risiko insiden ini. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi monyet, antara lain:

  • Jauhkan dari tikus, primata, atau hewan pembohong yang berpotensi membawa virus (terutama dari hewan yang terinfeksi pada siang hari).
  • Membersikan, seperti tempat tidur, yang nantinya akan digunakan untuk tidur, apalagi ditemukannya  hewan yang sakit.
  • Tidak memakan hewan liar  tanpa dimasak sampai matang sempurna.
  • Untuk tenaga medis, diharapkan membuang atau menstrelilkan secara langsung alat-alat yang sudah digunakan sekiranya dapat menularkan.
  • Menggunakan sarung tangan dan masker yang ditentukan

Nama ; Dwi Zahrotur Rohmah

Nim ; 1150022027

Prodi ; D3 Keperawatan

Univ ; Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya

Tugas UTS ; Bahasa Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline