Pendahuluan
Saat ini, desain digital memainkan peran penting dalam aktivitas kita sehari-hari, termasuk politik, media sosial, periklanan, koneksi web, dan infrastruktur jaringan yang dapat kita akses kapan saja. Namun, pengetahuan masyarakat tentang desain digital masih sedikit atau belum sama sekali. Bagi yang tidak merasakan hal tersebut, kreasi digital bisa dibilang sederhana atau sekedar hobi. Artikel ini membahas persepsi masyarakat, apresiasi dan kesalahpahaman tentang arsitektur digital, dan bagaimana pemahaman ini mempengaruhi industri konstruksi secara keseluruhan.
1. Desain Digital: Seni atau Teknologi?
Banyak kelompok yang fokus pada kreasi digital sebagai bentuk penulisan seni. Mereka menangkap elemen visual seperti warna, bentuk, dan keteraturan tanpa memahami proses kompleks di baliknya. Dari segi intensitas tenaga kerja, fabrikasi digital adalah proses kreatif seperti pengukiran dan gambar tradisional, meskipun fabrikasi digital melibatkan banyak disiplin teknis yang melibatkan peralatan canggih dan keterampilan mendalam.
Di balik layar, desainer digital tidak hanya fokus pada estetika saja, namun juga memperhatikan aspek fungsionalitas dan teknis. Misalnya, ketika seorang desainer UI (pengguna) berpikir untuk mendeskripsikan sebuah antarmuka, dia perlu memikirkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan struktur tersebut. Desainer sering kali mempertimbangkan kegunaan, aksesibilitas, dan kompleksitas kehidupan pengguna untuk tidak hanya meminimalkan risiko desain, namun juga membuatnya lebih efisien. Sayangnya, pemilik buku seringkali tidak menyadari hal ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang arsitektur digital di seluruh komunitas seni dan teknologi, komunitas dapat mengatasi ambiguitas yang melekat dalam setiap dokumen arsitektur dengan lebih baik.
2. Mengapa mahal?
Banyak orang yang terkejut dengan harga yang ditawarkan oleh desainer digital, terutama mereka yang belum pernah bekerja sama dengan desainer digital. Mereka percaya bahwa proses desainnya cepat dan mudah serta hanya membutuhkan sedikit waktu. Pasalnya, masyarakat hanya melihat hasil akhirnya namun tidak memahami proses panjang di baliknya.
Tentu saja proses desain digital tidaklah mudah. Semuanya dimulai dengan penelitian dan brainstorming untuk menemukan proyek yang tepat. Setelah konsep disetujui, desainer harus membuat sketsa awal atau model kasar, memilih elemen visual, dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan dan keinginan klien. Segala perubahan dan modifikasi yang dilakukan oleh klien memerlukan waktu dan tenaga dari desainer. Bahkan membuat logo sederhana pun membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk memastikan setiap detailnya sempurna. Oleh karena itu, setiap proyek desain digital membutuhkan banyak waktu, tenaga dan keahlian. Dengan meningkatnya kesadaran akan prosesnya, diharapkan masyarakat semakin sadar akan manfaat jasa desain digital.
3. Harapan dan kenyataan dalam desain digital
Selain masalah biaya, banyak kesalahpahaman mengenai waktu pemrosesan. Bukan hal yang aneh bagi klien yang tidak berpengalaman untuk berpikir bahwa desain dapat diselesaikan dengan cepat, baik dalam hitungan jam atau menit. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa ada banyak tahapan dalam desain digital, mulai dari ide awal hingga revisi akhir dan perbaikan. Satu hal yang membingungkan adalah masalah pembaruan. Bagi yang belum pernah bekerja dengan desainer, perubahannya mudah dan cepat. Yang terpenting, perubahan yang diminta mengharuskan perancang untuk mengevaluasi ulang desain, membuat perubahan, dan menguji apakah perubahan tersebut memenuhi maksud desain awal. Dalam beberapa kasus, perubahan signifikan mungkin perlu dievaluasi ulang agar hasilnya tetap valid.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang proses desain, klien yang bekerja dengan seorang desainer untuk pertama kalinya dapat menghargai waktu dan tenaga yang diinvestasikan serta memahami pentingnya komunikasi di setiap tahap proyek.