Signifikansi Kurikulum dalam Pendidikan Indonesia
Berbagai penelitian, baik yang berskala nasional maupun internasional, menunjukkan bahwa Indonesia telah lama mengalami krisis pembelajaran yang serius. Studi-studi ini mengungkapkan bahwa sebagian besar anak-anak Indonesia menghadapi kesulitan dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep dasar matematika. Lebih lanjut, hasil penelitian tersebut juga menggambarkan ketidaksetaraan dalam pendidikan antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Situasi ini semakin memburuk karena dampak pandemi Covid-19 yang meluas. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan perubahan yang menyeluruh, salah satunya melalui pembaharuan kurikulum. Kurikulum berperan penting dalam menentukan materi yang diajarkan di kelas serta memengaruhi cara dan kecepatan pengajaran yang diterapkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai langkah penting dalam memulihkan proses pembelajaran dari krisis yang telah berlangsung cukup lama.
Menteri Pendidikan saat ini, Nadiem Makarim, mengambil langkah tegas dengan merumuskan kebijakan "merdeka belajar" dengan pertimbangan yang matang. Hal ini direspons atas hasil penilaian Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2019 yang menunjukkan prestasi rendah siswa Indonesia di tingkat internasional. Melalui kebijakan ini, Nadiem Makarim menggagas penilaian kompetensi minimum yang mencakup literasi, numerasi, dan karakter. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis isi bacaan serta memahami konsep di 2020 Lomba Artikel Ilmiah Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional dalamnya.
Begitu pula dengan kemampuan numerasi yang menilai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi kebijakan kurikulum oleh pemerintah sangat bergantung pada kemampuan pendidik untuk mengaplikasikannya dengan tepat. Persepsi dan interpretasi para pendidik memainkan peran kunci dalam proses ini, dan kesuksesan implementasi kurikulum bergantung pada pemahaman yang baik dari para pendidik terhadap kurikulum yang diberlakukan. Kurikulum sendiri mencakup beberapa komponen utama, termasuk tujuan pendidikan, pengetahuan, metode pengajaran, dan penilaian hasil pendidikan. Perubahan kurikulum memiliki dampak yang kompleks pada mutu pendidikan.
Meskipun dapat membawa perbaikan, seperti kesesuaian dengan perkembangan zaman, namun juga dapat menimbulkan masalah baru, seperti penurunan prestasi siswa akibat ketidakmampuan mereka mengikuti perubahan tersebut. Selain itu, perubahan kurikulum juga dapat memengaruhi visi, misi, dan tujuan sekolah, serta menyebabkan kesulitan dalam mencapai target pendidikan yang telah ditetapkan. Sosialisasi terhadap kurikulum baru kepada para pendidik memerlukan waktu yang cukup lama, namun merupakan langkah penting untuk memastikan kesuksesan implementasi kurikulum. Perubahan kurikulum dilakukan untuk mengatasi kekurangan kurikulum sebelumnya dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman yang cepat. Dengan demikian, peranan kurikulum adalah krusial dalam menghadapi tantangan masa depan dan memastikan bahwa tujuan pendidikan Indonesia dapat tercapai sesuai dengan dinamika zaman yang terus berubah.
Kurikulum Merdeka Belajar sebagai Inovasi Kurikulum Terbaru dalam Konteks Pendidikan Indonesia
Perubahan kurikulum merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sukmadinata (2001) mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana yang memberikan arahan dalam proses belajar mengajar. Sejarah pendidikan di Indonesia mencatat sebelas kali perubahan kurikulum sejak tahun 1947 hingga yang terbaru pada tahun 2021-2022, menunjukkan dinamika yang terus berubah. Dinamisme ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan informasi yang cepat. Kurikulum Merdeka Belajar, yang sebelumnya dikenal sebagai kurikulum prototipe, dikembangkan sebagai bagian dari usaha pemulihan pembelajaran. Fokus utamanya adalah memberikan fleksibilitas, serta menekankan materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.
Karakteristik utama Kurikulum Merdeka Belajar antara lain pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan keterampilan dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila, penekanan pada materi esensial untuk pembelajaran mendalam, dan fleksibilitas bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan konteks lokal dan kebutuhan peserta didik. Konsep Merdeka Belajar, yang diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat ini, Nadiem Makarim, bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa tekanan pencapaian skor atau nilai tertentu. Ada empat pokok kebijakan baru dalam Kurikulum Merdeka Belajar, yaitu penggantian Ujian Nasional dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, penyerahan Ujian Sekolah Berstandar Nasional ke sekolah, penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan perluasan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru.
Kurikulum Merdeka Belajar memperkenalkan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, memberikan guru keleluasaan dalam memilih berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan minat peserta didik. Proyek pengembangan profil pelajar Pancasila diarahkan untuk eksplorasi ilmu pengetahuan, pengembangan keterampilan, dan penguatan karakter peserta didik. Semua ini merupakan langkah penting dalam menjawab tantangan masa depan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
Penerapan Kurikulum Merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai Strategi Pemulihan Pembelajaran di Indonesia mengacu pada upaya sistemik yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk merespons tantangan serius yang dihadapi dalam ranah pendidikan akibat pandemi COVID-19. Sebagai respons terhadap krisis pembelajaran yang berkepanjangan, Kemdikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai alternatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat nasional. Sejarah perubahan kurikulum di Indonesia telah menjadi cerminan dari dinamika pendidikan yang responsif terhadap perkembangan zaman.
Dari perubahan kurikulum sejak tahun 1947 hingga yang terbaru pada tahun 2021-2022, Indonesia terus berupaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan teknologi dan informasi yang pesat. Kurikulum Merdeka hadir sebagai salah satu wujud adaptasi terhadap perkembangan tersebut, dengan fokus pada fleksibilitas, esensialitas materi, dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan paradigma dalam implementasi kurikulum di Indonesia. Mulai dari penggunaan Kurikulum 2013 hingga pengenalan Kurikulum Darurat, langkah-langkah tersebut mencerminkan adaptasi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan pembelajaran selama pandemi.
Kemudian, dengan diperkenalkannya Kurikulum Merdeka, Kemdikbudristek memberikan opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk memulihkan pembelajaran yang terganggu akibat pandemi. Sekolah Penggerak (SP) dan SMK Pusat Keunggulan (PK) menjadi pusat implementasi Kurikulum Merdeka, di mana pendekatan pembelajaran berbasis proyek digunakan untuk mengembangkan keterampilan lunak dan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Dalam melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka, Kemdikbudristek melakukan pendataan untuk mengidentifikasi satuan pendidikan yang siap menerapkan kurikulum tersebut. Evaluasi terhadap kurikulum selama masa pemulihan pembelajaran akan menjadi landasan bagi Kemdikbudristek dalam merumuskan kebijakan lanjutan pasca pemulihan krisis pembelajaran. Artinya, Kurikulum Merdeka bukan hanya menjadi sebuah inisiatif singkat, tetapi juga merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang untuk membangun sistem pendidikan yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan yang terus menerus.