Lihat ke Halaman Asli

Kami Kehilangan Sahabat Lagi

Diperbarui: 5 Agustus 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika pertama kali saya kerumah sakit untuk mendaftar menjadi pasien cuci darah disebuah rumah sakit di Depok, saya bertemu dengan sahabat ini yang sama sama juga mendaftar.

Kami berkenalan, saling bertukar pengalaman, apa yang menyebabkan suami2 kita harus cuci darah.

Dalam menjalani perdana cuci darah, tentu sangat banyak pengalaman yang miris, prihatin dan membuat hati ini kecut melihatnya. Seperti rasa mual, kepala pusing, diare pula, kadang badan lemas.

Tapi semua itu bisa dilalui bersama, dengan saling memberi informasi apabila ada cara yang manjur bisa mengatasi keluhan itu.

Ahirnya kami bersepuluh bagaikan saudara, sama2 berjuang, sama2 memberi semangat, agar kita semua tetap bertahan bila semangat itu masih ada.

Tetap takdir Tuhan tidak bisa kita tolak, satu persatu sahabat2 kami, berguguran, satu persatu dipanggil Tuhan. Dari bersepuluh, selama 3 tahun sudah tujuh sahabat yang mendahului. Kami satu kelompok tinggal bertiga, dan tahun ini menginjak tahun ketiga untuk kami.

Kami sama sama menjaga sangat cermat, merawat sangat hati hati, juga memberikan obat obat yang terbaik untuk suami2 kita. Dan kami saling memberikan informasi apabila kami sedang ada keluhan, atau ada obat yang manjur mengatasi keluhan dengan segera.

Kami sering mengobrol, bahwa kami sangat menginginkan bisa bertahan sampai lama, seperti saya, saya sangat ingin suami bertahan sampai 5 tahun mendatang, sampai saatnya kami bisa merayakan pernikahan emas kami, subhanaAllah....andai saja ini terkabul. Dan sahabat kami yg kedua, dia sangat ingin menimang cucu, tahun depan, pada lebaran depan cucunya sudah hadir, dia berhayal biarlah lebaran kakek akan menggendong sang cucu pertama itu. Saat ini anak sulungnya sedang hamil 4 bulan. Dan sahabatku ketiga, dia menginginkan anak bungsunya segera menikah, ya Tuhan panjangkan umur sampai menyaksikan anak bungsunya menikah.

Jadi kami bertiga mempunyai cita cita sehingga kami harus berjuang bertahan hidup sekuat tenaga.

Hari Minggu kemarin kami sama2 cuci darah, kami digeser jadwal cuci darah pada hari Minggu, karena hari Sabru adalah hari Raya Idul Fitri.

Selesai cuci darah kami saling berpamitan, bersalaman cikipa cikipi, karena sekalian bermaaf maafan dalam rangka lebaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline