Lihat ke Halaman Asli

Karma

Diperbarui: 14 Juni 2020   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

         Ranti bingung dari mana memulai kata-kata. Dia tidak mau terus-terusan berbuat dosa dan ingin melakukannya secara halal. Dia berpikir, selain Arlan, tidak akan ada lagi pria yang mau menikahinya kelak.

"Kenapa, Dek?" tanya Arlan. Dia memperhatikan Ranti sejak tadi, hanya diam.

"Bang, ayo nikah kita!" ajak Ranti.

Arlan tertawa. Baginya perkataan Ranti itu konyol.

"Kau kan tahu, aku belum mau nikah. Aku masih punya cita-cita," jawab Arlan.

"Jadi Abang gak mau tanggung jawab?" tanya Ranti.

"Bu ... Bukan gitu, Dek."

"Jadi apa? Bagaimana kalo aku hamil?"

Wajah Arlan jadi pucat. Dia tak pernah berniat menikahi Ranti. Di matanya, Ranti hanyalah gadis bodoh yang tergila-gila dan rela memberikan segalanya, termaksud tubuhnya.

"Minggu lalu kan, Adek masih datang bulan."

"Iya. Abang takut ya aku hamil?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline