[caption id="attachment_403623" align="aligncenter" width="448" caption="image Liputan6.com"][/caption]
Catatan baru;
Membaca pemberitaan dari tanah air kemarin, tentang dalam waktu dekat ini pemerintah Indonesia akan memberikan bebas visa kepada turis Belanda yang akan berlibur ke Indonesia memang langsung memberi dampak hebat.
Telepon berdering gak habis-habisnya belum lagi pesan lewat facebook ' kapan mau ke Indonesia? ayo barengan, pakai pesawat yang mana dan seterusnya '. Kehebohan ini masih mending terjadi di kalangan teman-teman se-warga negara. Yang paling menyenangkan itu adalah mendengar kabar dari seorang teman yang bekerja pada biro perjalanan bahwa berita atau kabar bebas visa dari negara Indonesia ini akan masuk dalam agenda pembahasan cetak iklan paket liburan ke Bali 10 hari, ke Lombok seminggu, Sumatera-Jawa - Bali 14 hari dan sebagainya. Mereka akan langsung buat iklan untuk kemudian dipamerkan pada etalase toko kantor biro perjalanan. Wah gigantis kabar berita. Dan saya pun ikut gembira mendengarkannya. Kabar yang membuat rasa bangga sulit untuk digambarkan.
Saking senewennya pagi ini saya buka website KBRI Den Haag untuk membaca informasi lebih lanjut terkait bebas visa khususnya untuk para turis Belanda dan kami warga negara Indonesia yang berdomisili di negara Belanda. Lumayan kan 30 hari bebas visa. Wah, terus terang kecewa deh oleh karena website KBRI di Den Haag masih pakai pakaian lama terkait informasi baru soal bebas visa dari pemerintah Indonesia lewat pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Saya pikir, mungkin memerlukan waktu dulu sebelum menunggu definitive persetujuan dari pemerintah meskipun pemerintah Jokowi sudah merestui paket ini.
Oke kembali kepada kabar gembira bebas visa. Wow saya sendiri angkat topi - salut! dengan gebrakan kebijaksanaan pemerintah yang baru ini. Inilah sumber pemasukan devisa yang paling kita nanti-natikan ketimbang kita menantikan sumber devisa lain seperti dari tenaga kerja Indonesia (TKI) khususnya untuk mereka yang dikirim ke negara Arab dengan pernik kisah kemanusiaan yang menyedihkan belum lagi mereka menjadi korban oknum. Saya kira inilah sumber devisa yang memberi efek positive dalam banyak hal, tenaga kerja, aspek turisme, kebudayaan dan seni, kuliner, perhotelan dan restoran atau akomodasi, transportasi dan lain sebagainya.
Harga bebas visa tunjang finansial turis
Bebas visa 30 hari untuk para turis betul-betul berdampak positive dalam segi finansial, karena harga visa bisa menunjang budget yang lain seperti peluang membelanjakan cinderamata, lama menginap pada hotel, makan dan minum serta transportasi. Sudah merupakan suatu kebiasaan para turis di Eropa kalau akan berlibur ke negara lain itu membuat neraca budget. Mulai dari harga ticket pesawat sampai paket liburan. Yang paling terkenal adalah paket liburan seperti paket Jawa-Bali atau Lombok. per group. Banyak turis yang mengambil sistim ini karena mereka harus juga berpikir soal waktu lama cuti kerja mereka dikaitkan dengan masa liburan. Tetapi, tidak sedikit para turis lepas yang tidak mau terikat dengan paket dan group, oleh karena mereka mau lebih menikmati alam plus penduduk serta kebudayaan suatu negara. Biasanya turis ini lebih memilih tinggal di rumah-rumah penduduk yang memang khusus menyediakan tempat penginapan.
Ide yang briliant dari paket bebas visa untuk para turis dari ke 45 negara, 30 negara yang lama ditambah 15 negara yang baru. Saya berharap jumlah ini akan makin bertambah lagi. Kalau hal ini sukses maka APBN kita terselamatkan dari poros-poros yang lemah seperti utang negara, pinjaman luar negeri, subsidi dan sebagainya. Dengan kata lain dari sumber devisa turisme maka kita bisa membiayai atau sederhananya menyokong pembangunan infrastruktur. Karena para turis ini pastinya akan berkeliaran keseluruh pelosok tanah air dari ujung Sumatera sampai Papua. Maka pastinya infrastruktur daerah akan terjamah. Inilah era yang kita memang nanti-nantikan.
Bebas visa peluang kunjungan singkat turis
Hal ini sangat memungkinkan dan memberi peluang bagi para turis yang sedang berada di negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, Thailand dan lain lain negara Asia lainnya. Mereka setelah mengetahui bahwa untuk melakukan kunjungan singkat untuk melengkapi masa turis mereka ke Indonesia tidak memerlukan visa lagi selama masa kunjung itu dibawah 30 hari. dengan demikian prosedure memasuki wilayah Indonesia dipermudah. Inilah segi positive lain yang sangat menguntungkan bagi sektor pariwisata. Bisa jadi para turis menghabiskan sisa kocek mereka sebelum pulang kembali ke negaranya di Indonesia. Situasi ini akan diperluas kembali setelah turis itu kembali kenegaranya yaitu lewat pembicaraan kisah perjalanan mereka kepada teman-teman yang lain. Alhasil, untuk waktu selanjutnya berdatanganlah para turis yang lain dengan mempergunakan kemudahan masa kunjungan singkat atau berlibur di negeri Indonesia.