Lihat ke Halaman Asli

Della Anna

TERVERIFIKASI

Keliru Memahami Berita Soal Dubes Belanda Terkait Eksekusi Mati Terpidana Ang Kiem Soei

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa hari ini saya mengikuti pemberitaan dari tanah air terkait eksekusi mati bagi terhukum narkoba. Dan pagi ini saya membaca dua pemberitaan online dari tanah air yaitu ini Tribunnews dan Detik.com bahwa ada dua Duta Besar yang ditarik pulang oleh negaranya terkait negosiasi warga negaranya yang tereksekusi hukuman mati akibat tertangkap membawa drugs. Kedua Duta Besar ini dari negara Brasil dan Belanda.

Pada kedua pemberitaan tanah air itu saya membaca pernyataan Tedjo Edhy Purdijatno - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Ini bahwa '' tidak masalah terkait penarikan dua Duta Besar dari Belanda dan Brasil.''

Saya tidak tahu apakah ada kekeliruan dalam pemahaman pernyataan Pak Menteri yang disampaikan kepada media jurnalis atau tidak, yang jelas sampai hari ini dan detik ini saya sebagai yang berdomisli di negara Belanda sendiri belum membaca pernyataan resmi dari pemerintah Belanda tentang putusnya hubungan diplomatik kedua negara yaitu Indonesia dan Belanda. Karena dari banyak pemberitaan tanah air yang saya baca secara online dan banyak komentar pada Facebook yang saya baca ternyata pemahamannya adalah sangat keliru yaitu akibat eksekusi warga negara Belanda Ang Kiem Soei, maka hubungan bilateral kedua negara menjadi terputus. Demikian pengamatan saya dari beberapa komentar pada jejaring sosial Facebook dan juga pemberitaan online.

Pagi ini pada pemberitaan cetak Telegraaf.nl tentang masalah eksekusi warga negara Belanda di Indonesia - Ang Kiem Soei diberitakan;

" De executie  van de Nederlander Ang Kiem Soei heeft de diplomatieke verhoudingen met Indonesie op scherp gezet. Minister  Koenders (Buitenlandse Zaken) toont zich zeer verbolgen over wat hij noemt de ' wrede en onmenselijke straf' '

Saya terjemahkan secara bebas adalah;

'' Eksekusi atau hukuman mati bagi warga negara Belanda Ang Kiem Soei membuat hubungan diplomatik antara Belanda dan Indonesia mendapat perhatian khusus. Menurut Menteri Luar Negeri Koenders, beliau  menganggap langkah ini sebagai keputusan yang tidak berperikemanusiaan. ''

Saya jelaskan, Duta Besar Belanda hanya dipanggil pulang sebentar untuk menjelaskan pokok permasalahan dengan pemerintah Belanda dalam hal ini dengan bagian Kemenlunya. Jadi bukan berarti Duta Besar pulang sejenak dan dianggap tidak kembali lagi, alias putus hubungan diplomatik. Itu tidak benar!

Belum ada keputusan dari pemerintah Kerajaan Belanda bahwa putus hubungan bilateral Belanda dengan negara Indonesia.

Saya tidak tahu, apakah para jurnalis pemberitaan yang salah atau keliru memahami pernyataan Pak Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, hingga pemahaman publik pembaca adalah akibat pulangnya Duta Besar Belanda yang pada kenyataannya itu hanya sejenak untuk memberi laporan kepada pemerintah Belanda sudah dianggap sebagai ''telah putusnya hubungan diplomatik.''

Saya kira dalam hal ini baik pemerintah Indonesia lewat para Menterinya atau para pejabat negara harus berhati-hati untuk melepas pernyataan yang sekiranya dikutip secara keliru oleh jurnalis dan disiarkan secara bebas sebagai pernyataan yang sah atau resmi tetapi dari satu sisi, yaitu pihak Indonesia. Oleh karena saya belum membaca pernyataan resmi pemerintah Belanda bagaimana hasil raport dari Duta Besarnya untuk Indonesia terkait terpidana mati Ang Kiem Soei.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline