Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Hemofilia Lebih Dalam

Diperbarui: 1 November 2024   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengantar

Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah yang bersifat genetik, yang mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku dengan normal. Seseorang yang terjangkit penyakit ini sering kali tekat menyadarinya sampai terjadi pedarahan yang sulit dihentikan, baik akibat luka kecil atau bahkan tanpa sebab yang jelas. Tingginya risiko perdarahan internal dan komplikasi lainnya membuat penting bagi kita untuk memahami hemofilia lebih baik, terutama agar para penderita dapat hidup sehat dan produktif.

Apa Itu Hemofilia?

Hemofilia disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya protein pembekuan darah, terutama faktor VIII (hemofilia A) atau faktor IX (hemofilia B). Tanpa faktor-faktor ini, pembekuan darah tidak akan terjadi dengan normal, menyebabkan perdarahan yang lebih lama dan risiko perdarahan dalam sendi, otot, atau organ tubuh lainnya. Kebanyakan kasus dari penyakit hemofilia adalah laki-laki, meskipun perempuan juga bisa menjadi pembawa sifat hemofilia dan mengalami gejala ringan.

Mengenal Hemofilia Secara Lebih Mendalam

Ada dua tipe utama hemofilia – hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A adalah jenis yang sangat umum terjadi dan disebabkan oleh faktor pembekuan darah VIII, sementara hemofilia B dikaitkan dengan faktor pembekuan IX. Keduanya menjalankan fungsi vital dalam proses pembekuan darah karena faktor-faktor tersebut dapat “menutup” luka atau pembuluh darah yang bocor. Dengan ketidakhadiran protein ini, pendarahan akan lebih lama dan lebih susah kaliannya. Hemofilia sering kali terdeteksi di masa anak-anak. Hal ini terjadi ketika anak laki-laki mengalami pendarahann berkepanjangan ketika mereka jatuh atau ketika mereka medapat suntikan untuk vaksinasi. Penderita yang menderita gejala parah bahkan mungkin mengalami pendarahan di dalam tubuh mereka secara spontan. Ini merupakan kondisi medis yang memerlukan perawatan medis secepat mungkin.

Dampak Hemofilia Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental

Penyakit hemofilia juga dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental penderitanya. Risiko utama pada penderita hemofilia adalah perdarahan internal, terutama pada sendi-sendi seperti lutut, siku, dan pergelangan kaki. Jika terjadi terus menerus maka perdarahan ini dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen yang disebut hemofiliak artropati. Kondisi ini tidak hanya menyakitkan akan tetapi juga bisa mengganggu mobilitas penderita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendarahan jika tidak segera diobati juga bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan organ atau infeksi pada luka yang terbuka.

Dari sisi mental, penderita hemofilia dan keluarga mereka seringkali merasakan kecemasan dan stres yang tinggi. Rasa takut akan perdarahan yang sulit dihentikan atau bahkan bisa terjadi secara tiba-tiba bisa menurunkan kepercayaan diri dan menghambat aktivitas sosial. Untuk itu, pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit ini sangat penting agar penderita dan keluarganya dapat mengatasi tantangan fisik dan mental yang muncul

Dampak Hemofilia pada Kehidupan Sehari-Hari

Penderita hemofilia menghadapi berbagai tantangan, termasuk risiko perdarahan spontan yang dapat mengancam jiwa serta dampak jangka panjang pada kesehatan sendi disebabkan perdarahan yang berulang. Selain itu, banyak yang harus membatasi aktivitas fisik yang berlebih dan menjalani perawatan rutin untuk mencegah komplikasi. Dengan penanganan yang tepat, seperti terapi faktor pengganti dan tindakan pencegahan perdarahan, penderita hemofilia bisa menjalani kehidupan yang relatif normal dan minim komplikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline