Wabah MERS (Middle East Respiratory Syndrome) di Korea Selatan besar dan kompleks. Karena itu, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kasus-kasus baru harus diantisipasi.Berbicara di Seoul setelah selama seminggu melakukan penyelidikan, Keiji Fukuda selaku asisten direktur jenderal untuk keamanan kesehatan WHO mengatakan pihaknya tidak memiliki bukti bahwa penularan virus MERS tengah berlangsung di Korsel.(BBC Indonesia, 15 Juni 2015).
Meski demikian, dia mendesak pemerintah Korsel untuk mempertahankan pengawasan yang ketat, termasuk melacak siapa saja yang pernah bersentuhan dengan pasien MERS sekaligus memberlakukan larangan perjalanan terhadap pasien yang diduga mengidap MERS.Virus MERS belum terbukti menular anatar manusia. Namun kita sebagai negara tetangga Korsel dan Thailand yang sudah heboh kasus MERS perlu waspada dan siaga .Pemerintah Thailand memastikan bahwa mereka tengah menangani kasus pertama virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS).(BBC Indonesia ,19 Juni 2015).
Middle Eastern Respiratory Syndrome, disingkat MERS merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu virus CoV atau corona virus, sehingga lengkapnya menjadi Middle Eastern Respiratory Corona Virus yang penyebabnya adalah corona virus dengan ciri utama permukaan virus tersebut berselubung struktur mirip mahkota. Mers bergejala utama mirip influenza disertai demam tinggi.Kasus Mers diberbagai Negara sejauh ini menunjukkan angka kematian yang tinggi, berkisar 50-90% kasus, walau di negara kita belum pernah ditemukan kasus pasti MERS.Di Korsel sejauh ini telah terjadi 14 pasien telah meninggal dunia dan 138 lainnya telah terjangkit virus MERS (Tingkat fatalitas 10 %).
Saya usul sebagai langkah nyata kesiapsiagaan kita, sudah waktunya setiap Rumah sakit melakukan simulasi pengelolaan MERS berstandard WHO Antisipasi di berbagai bandara dan pelabuhn laut, deteksi dini terduga MERS dsb, sehingga jika ada kasus cepat terdeteksi dan jumlah korban fatal dapat diminimalisisr.Kadinkes Propinsi/Kabupaten/Kodya di tiap daerah sudah waktunya mulai proaktif.Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H