Lihat ke Halaman Asli

Demo di Hong Kong: Antara Pro dan Kontra

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412353786449554271

[caption id="attachment_327150" align="aligncenter" width="486" caption="korban yang terluka (photo by scmp)"][/caption]

Hari ini, sepertinya acara tv lokal di Hong Kong penuh dengan berita demo di daerah Mong Kok. Demo yang kemarin dikabarkan adem ayem, tak ada kekerasan, akhirnya tak bisa terelakan dan tak bisa terhindarkan dari yang namanya bentrokan. Hal yang menurut bos saya sangat memperihatinkan dan juga membuat panik warga.

Bentrokan bukan terjadl antara polisi vs pendemo, melainkan antar massa pro demokrasi dan massa pro Beijing. Memang, bukan di Indonesia saja dalam suatu tatanan masyarakat ada beberapa kubu yang mungkin saling berlawanan pandangan dalam suatu masalah. Begitu juga di Hong Kong, ada yang pro dan ada yang kontra.

Sebenarnya tadi pagi massa pro demokrasi mulai menyusut jumlahnya setelah CE Leng Chuen Ying dalam pidatonya yang disiarkan langsung oleh televisi lokal mengatakan bersedia untuk berunding dengan para demonstran, walaupun CE tetap tak mau mundur dari jabatan. Tetapi entah bagaimana awal mulanya, ada massa yang kebanyakan dari mereka memakai masker yang datang dan merusak bahkan sampai merobohkan tenda-tenda para demonstran. Tentunya hal ini menjadi pemicu ketegangan antara kedua belah pihak.

Tadi sempat juga disiarkan oleh tv lokal ada yang sampai terluka kepalanya hingga berdarah. Sungguh kejadian yang membuat khawatir, khususnya saya yang cuma numpang bekerja di Hong Kong. Ada kekhawatiran kericuhan akan berlanjut.

Hanya saja, ada keanehan yang terjadi. Ketika para pelajar melakukan aksi demo pada hari Minggu, polisi menembakkan gas air mata pada mereka, tetapi untuk kericuhan di Mongkok, polisi sepertinya kurang sigap melakukan peleraian, hingga ada yang terluka.

Mungkin ada warga Hong Kong yang mengeluh (seperti bos saya) dengan adanya aksi demo akhir-akhir ini. Alasan yang sederhana, mereka tidak bisa pergi ke kantor untuk bekerja. Bagaimana mau ke kantor, kalau rute jalan yang biasanya dilalui diblokade oleh para demonstran? Tapi lebih dari itu, sekarang mungkin banyak yang takut setelah melihat aksi kekerasan yang terjadi di daerah Mong Kok hari ini.

Apa hubungannya dengan Indonesia? Ya, saya kemarin sempat mengagumi demo di Hong Kong, dan mungkin dapat menjadi contoh untuk Indonesia bagaimana cara berdemo yang baik. Tapi, dengan kejadian hari ini, saya tidak ingin Indonesia seperti Hong Kong hari ini. Ada yang di tangkap, ada yang terluka, dan ada yang menangis. Saling menyalahkan, menuding dan merasa paling benar.

[caption id="attachment_327151" align="alignnone" width="612" caption=" mong kok hari ini (photo by teddy kwok"]

14123538821219454291

[/caption]

Dan, sebagai seorang yang cuma menumpang bekrja di Hong Kong, cuma bisa berdoa semoga apapun keputusan yang diambil oleh pemerintah setempat, membuat Hong Kong tetap aman seperti sebelumnya.
Antara yang pro dan yang kontra, pasti memiliki alasan-alasan tersendiri dengan apa yang mereka pilih.

Salam dari Hong Kong yang sedang panas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline