Lihat ke Halaman Asli

Jika Lockdown Bukan Pilihan, Lalu Apa?

Diperbarui: 25 Maret 2020   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jumlah kasus positif corona di Indonesia kian bertambah dan lockdown belum jadi pilihan, lalu apa? jika kontak 1 orang dengan orang lain di luar sana, baik dari masyarakatnya tidak memiliki kesadaran ataupun tidak ada tindakan tegas dari otoritas, apakah pemerintah pusat memerintah pemerintah daerah untuk membatasi antara satu orang dengan yang lain?

Menurut Imam Prasojo (Sosiolog UI )mengatakan bahwa "yang menakutkan dari virus corona ini adalah gaya penularan atau penyebarannya yang begitu cepat, yang awalnya dari negara Cina, Italy, hingga sekarang penyebaran virusnya ke berbagai negara. Itu menunjukkan peningkatan yang begitu cepat, penyebaran yang semakin hari semakin meningkat yang dikhawatirkan adalah kalau semua pasien membeludak yang terinfeksi dan kalau seandainya dokter menghadapi pasien atau orang yang sekedar mengecek keadaannya dan dokter tersebut seandainya tidak siap, maka nantinya akan terjadi antrian dengan rasa was was. Dan juga kalau seandainya dokter tidak dapat mwelayani karena banyaknya pasien, misalnya ada orang yang sudah sampai sesak nafas , apakah sudah tersedia alat-alat untuk menanganinya, kalau jumlah pasien yang semakin banyak tersebut? 

Artinya Lockdown merujuk pada situasi Darurat Saat Pergerakan orang dibatasi Dan orang TIDAK DIIZINKAN meninggalkan rumah atau daerah mereka  kecuali, keperluan yang mengharuskan kita untuk keluar rumah. Karena, berada di rumah atau wilayah sendiri dianggap lebih aman untuk bepergian ke luar rumah dan mengurangi penyebaran virus tersebut. Maka dari itu, pemerintah di berbagai negara pun mengambil langkah-langkah untuk melindungi warganya.

Dengan kebijakan Lockdown atau isolasi dan pembatasan atau social distancing dan itu perlu dipatuhi untuk saat ini, karena pasien corona yang semakin hari semakin bertambah. Meskipun Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah belum akan melakukan lockdown tetapi Presiden Jokowi  mendukung adanya pembatasan atau social distancing.

Karena sekarang ini yang paling diperlukan adalah bagaimana kita mengurangi kontak dengan orang dari satu tempat ketempat yang lain , menjaga jarak karena semakin ada jarak maka virus lebih sulit menyebar dan mengurangi kerumunan orang yang membawa resiko lebih besar pada penyebaran COVID-19. Maka dari itu, seluruh kegiatan sekolah, kuliah, kerja, dan lain lain dilakukan di tempat tinggal  dan semuanya di dilakukan dengan gaya belajar online. Tetapi memang sulit untuk menghentikan semua secara tiba-tiba , karena masih banyak diluaran orang yang masih nongkrong di cafe, di mall dan tempat tempat umum lainnya. Tetapi pihak kepolisian ikut turun tangan untuk menegur orang-orang yang masih nongkrong-nongkrong tersebut.

Hal ini, jika mengaitkan dengan Sosial Emosional Elearning(SEL) yaitu mengajarkan pada anak untuk menjadi pribadi atau individu yang sadar akan dirinya sendiri dan sadar terhadap sekitarnya, dan juga diharapkan agar mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab dapatmencapai tujuan positif. Maka Stay safe at home, jangan lupa cuci tangan, jangan panik,  jaga kebersihan, taati peraturan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline