Meningkatkan kemampuan dosen untuk berkomunikasi dengan mahasiswa tunarungu atau gangguan pendengaran merupakan langkah penting menuju penciptaan lingkungan pembelajaran yang inklusi dan mendukung bagi semua mahasiswa.Dengan memperkuat keterampilan komunikasi, guru dapat memastikan bahwa mahasiswa tunarungu tidak hanya memiliki akses terhadap informasi tetapi juga berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Dosen dapat meningkatkan kompetensinya dengan menyelesaikan pelatihan khusus dalam berkomunikasi dengan mahasiswa tunarungu. Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman bahasa isyarat, penggunaan teknologi bantu, dan mengadaptasi metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa tunarungu atau gangguan pendengaran.
Pemanfaatan teknologi juga dapat membantu meningkatkan komunikasi antara dosen dan mahasiswa tunarungu. Alat bantu dengar, aplikasi penerjemah bahasa isyarat, dan bahkan teknologi pengenalan suara dapat membantu Anda berkomunikasi dengan lebih efektif.
Selain itu, dosen perlu meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan khusus mahasiswa tuna rungu di lingkungan pendidikan. Dengan memahami tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa yang mengalami gangguan pendengaran, dosen dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusi dan mendukung bagi mahasiswa yang mengalami gangguan pendengaran.
Untuk meningkatkan komunikasi dengan mahasiswa tunarungu, hendaknya dosem juga memperhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh mahasiswa saat berkomunikasi. Hal ini membantu mahasiswa yang mengalami gangguan pendengaran agar mudah memahami pesan yang disampaikan.
Meningkatkan kemampuan dosen untuk berkomunikasi dengan mahasiswa tunarungu dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusi dan adil bagi semua mahasiswa. Dosen yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan siswa tunarungu dapat membantu mahasiswa tunarungu dalam proses belajarnya dan merasa lebih diterima di dunia akademik.
Menurut bapak lolong manting pada hari kita jadi tahu tentang bagaimana cara huruf abjad dalam bahasa isyarat, mengenalkan nama kita , serta mengetahui bahasa isyarat untuk hari, bukan , tahun. Ini menjadi sangat penting karena banyak teman - teman disabilitas yang mendaftar sehingga kita di tuntut untuk belajar juga bahasa isyarat tersebut. Beliau juga mengatakan semoga universitas Pamulang bisa menjadi tempat yang inklusi buat teman - teman disabilitas baik tuna netra, tuli, tuna daksa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H