Lihat ke Halaman Asli

Ku Tahu Kau Tak Mengetahuiku

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini Dila mengambil Ransel besarnya , sepatu dan barang-barang lain yang terlihat membebani punggung dan lengannya. Dia berlari dari lantai atas menarik nafas dalam dan melihat jam yang melingkar di tangannya, sepertinya dia terlambat. Dia keluar dari asramannya dan berteriak pada seseorang pemuda yang terlihat sebaya dengannya.

“Heii .. Andri, tunggu…” dia berlari , mempercepat langkahnya hingga sampai pada sosok Andri yang tak lain adalah sahabatnya.

“Kamu sudah ditunggu teman-teman didepan kelas. Barang-barang ini diturunkan di sana.” Dia menunjuk ke arah sebuah gedung hijau didepannya.

“Hmm.. OK.”

“Perlu bantuan?”

“Yaa.. kenapa harus Tanya? Kamu kan laki-laki kenapa enggak peka sih. Lihat perempuan bawa barang-barang berat harusnya dibantu dong.” Dila protes , sedang Andri hanya menggeleng-geleng kepala memasang wajah aneh.

“Iya Cerewet,,” Andri menyaut ransel besar yang berda di punggung Dila, lalu dia mengambil langkah didepan dila seraya menunjukkan bahwa dia laki-laki yang peka. Dila hanya tersenyum melihat tingkah Andri yang menurutnya lucu.

Sesampainya disana , dia mengisi absen kehadiran, bertemu teman-temannya satu jurusan kemudian dia bersiap untuk berangkat. Jadi hari ini kampusnya mengadakan acara Ta’aruf dan Outbond fakultas psikologi. Dila sangat berminat ikut acra ini selain psikologi adalah jurusannya, dia merupakan mahasiswi yang aktif dalam segala hal karena dia selalu berfikir bahawa ilmu tak hanya bisa diperoleh dari dalam kelas saja namun aktif mengikuti kegiatan diluar kelas juga sangat penting untuk menambah wawasan yang dia miliki.

#BUMI PERKEMAHAN

Dila melihat sekeliling bukit perkemahan yang baru saja dia pijaki , dia merasakan hembusan angin dan udara yang berbeda yang diarasakan di tempat ini membuatnya benar-benar merasa nyaman. Suasana Asrama yang dia alami satu bulan ini, sedikit membuatnya bosan dengan jadwal yang padat setiap hari , menurutnya dengan adanya acara seperti ini sekaligus membuatnya bisa beristirahat sejenak dari jadwal padat asrama.

Kini dia mengentikan aktifitasnya melemun , dia berjalan menuju tenda putri membereskan barang-barangnya lalu beristirahat. Dia duduk didalam tenda sembari memandangi sekitar tenda yang dipenuhi mahasiswi fakultas sama dengannya. Dia hanya memesang senyum kepada beberapa gadis yang dia kenal, dan selebihnya dia tak mengenal yang lainnya. Dia berharap dengan ta’aruf disini dia bisa mengenali mahasiswa dan mahasiswi yang lain , bisa bertukar pendapat , ide dan dia juga berharap dengan Adanya Outbond selama tiga hari di tempat itu dia bisa belajar kekompakan , belajar mengerti satu sama lain, bersenang-senang bersama teman-temannya yang lainnya hingga dia menjadi akrab dengan semuannya , bergembira , bermain game bersama.

#3 Hri kemudian

Dia merapikan barang-barangnya kembali , memandangi sekitar bumi pekemahan yang telah kosong. Karena acara telah selesai. Dila mengembuskan nafasnya berat dia tersenyum ke arah langit cerah seperti dia begitu siap untuk memulai harinya dengan semangat baru setelah ini.

Dan ternyata Apa yang dia bayangkan selama 3 hari disana benar terjadi , dia hampir menghafal nama mahasiswa fakultas psikologi angkatanya karena rupanya selama tiga hari disana dia mengalami banyak pengalaman yang sangat berharga , berkenalan dengan orang-orang baru, bertemu dengan orang-orang hebat , bertukar fikiran dengan kakak senior , bersenang-senang bersama , bermain bersama , belajar mengalisis diri , mencoba memahami diri mengerti apa minat yang dia inginkan menggali bakatnya, dan kini dia benar-benar merasa tak ada penyesalan sama sekali mengikuti acara kampusnya yang benar-benar bermanfaat untuk pembelajarannya dan wawasannya.

“Gimana Dil.. sudah siap pulang?” suara Andri lagi-lagi membuatnya terkejut.

“Oh. Tentu saja Siap pak Ketua!!” ucap Nay dengan penuh semangat.

Andri hanya tersenyum melihat sikap Dila yang menganggkat tangan kearahnya dengan penuh semangat.

Dan akhirnya mereka semua pulang kembali ke kampus mereka tercinta. Namun meskipun pulang keasramanya kembali Tanya menyurutkan semangat Dila. Karena pengalaman yang didapat telah memupuk semangatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline