Lihat ke Halaman Asli

Em Faozi

Anak desa. Anak pak tani.

Dilema Warga NU dan Serba Salah di Tahun Politik, Terutama di Banyumas yang Akan Menyelenggarakan PILKADA 2024

Diperbarui: 1 Juni 2024   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aset pribadi. Berdesakan di dalam mobil yang seharusnya duduk menggunakan kursi namun kursinya dibuang dan duduk tanpa kursi. Dokpri

Indonesia menjadi bagian dari Negara yang umat Islamnya terbanyak. Dengan banyaknya umat islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama atau NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Warga Nahdhiyin sebutan untuk warga NU, mereka memiliki ideologi yang kuat dalam kebangsaan, kenegaraan, dan keislaman. Bersaam dengan itu politik Indonesia adalah kedaulatan rakyat, dengan menganut demokrasi konstitusional. Dimana kekuasaan dipisah menjadi Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif yang berdasarkan prinsip "checks and balances".Dengan politik semacam itu semua kehidupan berbangsa, bernegara tergantung dengan keputusan politik. Ideologi pun dapat dilaksanakan jika kebijakan pemerintah mendukungnya.

Sangat sulit untuk mempertahankan dan melaksanakan ideologi tanpa dukungan pokitik. Sebab politik menjadi pelaku sekaligus pengatur negara. Apapun dan siapapun di Indonesia tidak mungkin bisa lepas dari politik.

Menjadi organisasi islam terbesar di Indonesia NU adalah objek utama dari politik. Terutama dalam pemilihan umum di ranah eksekutif dan legislatif, dimana sistem pemilihannya yaitu dipilih langsung oleh rakyat. Nahdhiyin menjadi warga terbesar di Indonesian maka merekalah sasaran utama disaat kontestasi politik berlangsung.

Di saat Nahdhiyin ingin memperjuangkan ideologinya dan menjalankannya, namu disisi lain NU tidak bisa ikut campur didalamnya. Sebagai Nahdhiyin seringkali menjadi kambing hitam disaat ideologi NU tak berjalan dengan baik, warga Nahdhiyin lah yang disalahkan. Namun disaat kontestasi politik, Nahdhiyin ingin kompak mengusung peserta kontestasi, apalagi figur tersebut adalah kader militan NU, Nahdhiyin di kecam.

Hal inilah yang terjadi, di Banyumas pun sama di masa PILKADA 2024 kali ini Nahdhiyin dilema dan serba salah. Di sisi lain Nahdhiyin memiliki semboyan "Sami'na Wa-Ato'na".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline