Lihat ke Halaman Asli

"Kasada" Budaya Masyarakat Tengger dan Sektor Pengembangannya

Diperbarui: 5 Januari 2023   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasada adalah sebuah upacara atau ritual yang dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger. Asal mula adanya upacara atau ritual ini adalah dikisahkan ada sepasang kekasih yang bernama Kyai Seger dan Nyai Anteng. Mereka berdua telah lama menikah dan tidak segera dikaruniai seorang anak.

Lalu mereka bertapa / semedi di kaki Gunung Bromo dengan harapan adanya jawaban dan karunia yang dating kepada mereka. Lantas setelah itu terdengar suara gemuruh sembari berkata “Nanti kalian akan mempunyai 25 orang anak, dengan syarat kalian harus mengorbankan anak pertama kalian dengan melemparkannya ke dalan kawah ini, jika tidak kalian akan tertimpa musibah yang sangat besar”. Dengan demikian, mereka berdua setuju dengan pernyataan tersebut.

Akhirnya dimana mereka berdua dikaruniai seorang anak yang mereka beri nama Kusuma. Waktu berlalu, hingga dimana mereka sudah memiliki 25 anak. Namun tiba-tiba Gunung Bromo mengeluarkan suara yang bergemuruh dan asap yang tebal. Mereka berdua lantas teringat oleh janjinya pada saat itu. Kusuma pun bertanya-tanya kepada mereka, mengapa Gunung Bromo terus-terusan mengeluarkan suara gemuruh dan asap tebal. Akhirnya mereka pun menjawab dan menjelaskan tentang apa perjanjian yang sudah mereka buat ketika saat bertapa dulu.

Lantas, disana Kusuma merasa kasihan dengan orang tuanya juga adik-adiknya. Dengan pikir panjang ia setuju untuk memenuhi perjanjian yang telah orang tuanya buat dulu, meskipun orang tuanya merasa tidak tega kepadanya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk terjun ke kawah Gunung Bromo yang sedang bergejolak. Setelah peristiwa tersebut, Gunung Bromo pun tidak lagi mengeluarkan suara bergemuruh dan asap tebal.

Itulah asal mula terjadinya Upacara Kasada yang mana tujuannya adalah untuk menghormati dengan memberikan sesajen terhadap leluhur yang mana juga dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi. Tujuan lainnya adalah sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil bumi, juga sebagai pengharapan dijauhkannya dari berbagai macam malapetaka. Dari asal usul itu juga lahirlah Suku Tengger yang mana namanya diambil dari Nyai Anteng dan Kyai Seger.

Upacara atau ritual ini dilaksanakan setiap bulan ke-14 berdasarkan penanggalan masyarakat Hindu Tengger. Jika pada penanggalan umum dilaksanakan pada bulan Agustus-September pada saat bulan purnama. Upacara ini dilakukan di Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga tiba dini hari. Upacara ini banyak dihadiri oleh masyarakat Suku Tengger khusunya masyarakat yang menganut agama Hindu khusunya Hindu Tengger.

Dengan adanya upacara atau ritual Kasada ini, sampai saat ini sudah banyak menarik pikat wisatawan luar daerah ataupun luar Jawa. Mereka tampak tertarik dengan tradisi ini dikarenakan hanya dilaksanakan disatu tempat saja yakni di Gunung Bromo. Selain itu, beberapa sektor di wilayah Gunung Bromo menjadi sangat diuntungkan, contohnya saja di sektor pariwisata dan pangan.

Saat ini sudah dibuka banyak wisata alam yang berada di kawasan Gunung Bromo. Juga jika kita akan mengunjungi Gunung Bromo, saat ini pihak pariwisata sudah menyediakan transportasi berupa mobil dan sepeda motor. Disektor pangan, di kawasan Gunung Bromo sudah banyak membuka rumah makan / restaurant dengan menyajikan pemandangan yang bagus.

Sudah menjadi tugas kita untuk selalu menjaga kelestarian alam dan budaya negeri kita sendiri. Pengembangan SDA yang maju akan berimbas baik kepada negeri kita kedepannya. Dengan mengembangkan sektor yang ada di kawasan Bromo, bisa menjadikan sektor lokal tersebut menjadi sektor yang dapat dikembangkan lebih lanjut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline