Lihat ke Halaman Asli

IMCC, Ajang Kompetisi Bergengsi yang Mengasah Mahasiswa Hukum

Diperbarui: 5 Juli 2024   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Beranda UNAIR)

Apa itu IMCC? International Moot Court Competition (IMCC) adalah kompetisi peradilan semu internasional yang diikuti oleh mahasiswa hukum dari berbagai universitas di seluruh dunia. Selama tahun pertama saya menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Airlangga, saya bisa bilang bahwa IMCC adalah salah satu kompetisi yang memiliki banyak benefit dan impact yang besar bagi delegasi-delegasinya. Di tulisan saya ini, saya ingin mempersuasi mahasiswa baru Fakultas Hukum untuk nantinya bisa menjadi delegasi IMCC. Apa yang harus saya siapkan untuk terpilih menjadi delegasi IMCC? Hal apa yang harus saya tingkatkan untuk mengikuti IMCC? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Di Indonesia, kompetisi moot terbagi menjadi dua jenis: nasional dan internasional. Mooting, melibatkan mahasiswa hukum yang bersaing dan dinilai oleh praktisi terkenal. Kompetisi moot internasional lebih dinamis dibandingkan nasional karena melibatkan penyusunan argumen, presentasi, dan penanggapan spontan terhadap pertanyaan juri. Prosesnya terdiri dari dua fase: penyusunan legal memorial dan babak oral pleading. Beberapa kompetisi, seperti ICRC International Humanitarian Law Moot Court dan Philip C. Jessup International Law Moot Court, mengharuskan peserta menang di babak nasional sebelum maju ke babak internasional, jenis perlombaan ini memberikan kesempatan bagi pemula untuk mengasah keterampilan mereka.

Mooting bukan untuk semua orang karena selain harus menyeimbangkan akademis, mooting juga memerlukan dedikasi jangka panjang dan persiapan intensif. Persiapan untuk kompetisi moot internasional rata-rata memakan waktu sekitar enam bulan. Namun, jika memutuskan untuk ikut serta, pengalaman dan peluang yang diperoleh sangat berharga. 

Misalnya, mooting memungkinkan mahasiswa hukum untuk membangun jaringan dan mendapatkan akses ke firma hukum terkenal, seperti AHP Law Firm, SSEK, HHP, dan masih banyak lagi. Sepanjang kompetisi, mahasiswa akan berinteraksi dengan banyak praktisi hukum dan pakar dari seluruh dunia yang bertindak sebagai juri atau arbitrator. Bergantung pada performa tim, mooting bisa berujung pada magang atau bahkan tawaran pekerjaan. 

Selain itu, mooting dapat mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum, debat, komunikasi dalam bahasa Inggris, dan berpikir kritis. Pengalaman dari mooting juga sangat berharga saat melamar pekerjaan, terutama di firma hukum, karena mooting mengembangkan keterampilan analisis dan riset yang dibutuhkan di tempat kerja. Mooting juga membantu membiasakan diri dengan jam kerja panjang yang sering diminta saat bekerja di firma hukum

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi delegasi IMCC,

  1. Workshop. Fase ini merupakan kesempatan yang baik bagi panitia untuk mengevaluasi calon delegasi. Selain memberikan kuliah pengantar tentang kompetisi, panitia juga harus memberikan wawasan praktis tentang pelatihan hukum, termasuk penyusunan memo dan pleading. Kegiatan ini penting agar calon delegasi dapat memahami proses rekrutmen.

  2. Legal Memorial. Pada tahap ini, panitia harus mengevaluasi keterampilan analitis dan logika calon delegasi berdasarkan draft memo mereka. Penting untuk melihat bagaimana calon delegasi dapat menganalisis dan menerapkan hukum dalam bentuk tulisan dan pleading text argumentatif. Selain itu, aturan kompetisi, terutama terkait format memo, harus diperhatikan. Jika terdapat kesalahan yang signifikan, panitia harus memberikan komentar agar calon delegasi dapat memperbaiki draft mereka. Panitia akan mengevaluasi ketekunan dan kerja keras calon delegasi dengan membandingkan draft pertama dan revisi.

  3. Oral Pleadings Saat calon delegasi melakukan pleading, dua komponen yang akan dinilai adalah keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris dan pemahaman serta kemampuan mereka dalam membuat argumen. Meskipun standar evaluasi yang lebih rendah digunakan selama proses rekrutmen, kemajuan yang ditunjukkan akan dipertimbangkan untuk melihat potensi calon delegasi dalam kompetisi nanti.

  4. Wawancara Ini adalah kesempatan terakhir bagi panitia untuk mengevaluasi semua calon delegasi. Kepribadian calon delegasi akan menjadi pertimbangan penting. Penilaian meliputi kemampuan bekerja dalam tim, performa di bawah tekanan, komitmen, dan kegiatan lain yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas tim selama pelatihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline