Lihat ke Halaman Asli

094 Nur Rachmi Ghayatri

Mahasiswa Universitas Siliwangi

Pengamalan Pancasila bagi Pemuda

Diperbarui: 13 Oktober 2023   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nur Rachmi Ghayatri (233507094)

Kelas C

"Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki." --Ridwan Kamil.

         Kutipan diatas dilontarkan oleh Gubernur Jawa Barat, yaitu Ridwan Kamil. Menyuarakan aspirasi atau pendapat di waktu sekarang memang mudah. Maka jika kita mempunyai solusi atas suatu kejadian yang terjadi di negeri ini, suara itu akan mudah didengar khalayak umum. Pun berdampingan dengan itu, hujatan dan cacian juga sama potensi didengarnya dengan solusi. Semua itu tentu kembali lagi pada diri sendiri. Menyuarakan pendapat atau memaki.

          Pemuda adalah kekuatan paling besar dalam kemajuan suatu negara. Bukti nyatanya adalah adanya Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Sebagai pemuda, sudah sepatutnya bijak dan cerdas dalam menanggapi sesuatu. Apalagi di zaman sekarang yang mudah terhubung dengan semua orang. Kebijakan dalam menggunakan teknologi informasi menjadi hal yang penting. Selain itu, pengamalan dan penjagaan terhadap pancasila juga harus dilakukan. Karena pancasila merupakan ideologi dalam kehidupan bangsa Indonesia.

          Pancasila sila nomor satu adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Pengamalannya adalah dengan menerapkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga dengan mengikuti kegiatan keagamaan dilingkungan sekitar. Sikap beragama mencerminkan perilaku seseorang. Seseorang yang rajin beragama hidupnya akan tentram dan damai. Berbeda dengan orang yang jauh dari agama. Pikirannya tidak tenang dan tidak menjadikan agama sebagai sandaran hidup. Moderasi beragama juga tidak kalah penting dalam mengamalkan sila yang pertama ini. Sebagai antar umat beragama, menghargai agama lain adalah etika.

          Sila nomor dua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pengamalan sila ini bisa dimulai dengan memandang sama semua orang tanpa membedakan suku, ras dan apapun perbedaannya. Di media sosial, seringkali muncul kata beauty privillage. Artinya keuntungan yang didapatkan oleh orang-orang cantik atau tampan. Tentunya kata adil dan beradab menjadi pondasi bagi terhapuskannya beauty privillage. Adil dalam konteks tidak membeda-bedakan orang berdasarkan bentuk fisiknya. Beradab dalam konteks bisaaa menjaga perlakuan dan ucapan sesuai dengan norma-norma yang ada. Sehingga, tidak ada yang merasa tidak percaya diri karena tidak diuntungkan dalam kecantikan atau ketampanan.

          Persatuan Indonesia. Sila nomor tiga ini menjadi sila yang paling pendek kalimatnya tapi paling rumit pengamalannya. Jika sila nomor satu dan dua sudah teramalkan, maka sila nomor tiga ini mungkin akan lebih mudah direalisasikan. Hal terkecil dalam mengamalkan sila nomor tiga adalah dengan cara menumbuhkan solidaritas antar sesama lingkungan. Bisa dimulai dari lingkungan Rt sampai ke lingkup yang seluas luasnya. Apapun bisa dituju dengan kekuatan persatuan. Sebagai saudara berbangsa, sudah seharusnya persatuan tercipta diantara kita. Apalagi sebagai pemuda. Koneksi dan relasinya harus bisa seluas mungkin.

          Sila yang keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Sesudah terjadinya persatuan, maka perbedaan pendapat menjadi hal yang lumrah terjadi. Perbedaan pendapat bisa diatasi dengan permusyawaratan. Bahkan Pancasila pun dibentuk dengan melakukan musyawarah. Dalam bermusyawarah, menyatakan pendapat adalah hal yang penting. Tapi ada yang lebih penting. Yaitu menghargai pendapat orang lain. Tua ataupun muda, semuanya mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan gagasan. Kewajiban menghargainya juga sama. Tua atau muda harus bisa menghargai siapa yang bicara.

          Sila yang terakhir, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial memang sepatutnya didapatkan oleh rakyat Indonesia. Keadilan itu mereka dapatkan dari pemerintah dan penegak hukum. Pemuda harus mengerti hal apa yang terjadi di negeri ini agar bisa mengkritisinya. Selain itu, dengan mengerti hal apa yang terjadi, hak-hak kita sebagai warga negara tidak akan mudah dicurangi. Keadilan harus ditegakkan oleh siapapun dan untuk siapapun. Tidak boleh memandang dia punya jabatan atau kekuasaan, dia bisa bebas dari hukum.

          Pancasila juga bukan hanya untuk diamalkan. Tapi pemuda juga harus menjaga nilai-nilainya agar tidak luntur. Pancasila adalah ideologi yang melahirkan banyak norma di kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, setiap poinnya harus dipahami dan dikaji secara mendalam agar pemuda, sebagai penerus peradaban, bisa lebih memahami apa itu Pancasila sebagai ideologi negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline