Lihat ke Halaman Asli

Menuju Pergantian Tongkat Estafet Gubernur DKI

Diperbarui: 24 Maret 2016   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kota Multicultural semua etnis ada di Jakarta Kota anti diskriminasi"][/caption]Pesta demokrasi mulai tercium di masyarakat Ibu kota, bagaimana tidak, pergantian tongkat estafet akan terjadi pada 2017 mendatang, namun suasanannya mulai memanas dengan hadirnya beberapa calon kandidat yang mempunyai elektabitas masing-masing, muncullah beberapa kandidat seperti mantan kemenpora 2004-2009 Adhyaksa Dault yang terlahir di Dongggala Sulawesi tengah, Pakar Hukum Indonesia Yusril Ihsa Mahendra terlahir di lalang kepulauan Bangka Belitung, tak mau ketinggalan Sang Pengusaha Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno lahir di Pekan Baru, Seorang Ekonom Indonesia berdarah Betawi Firdaus Djaelani, tak bisa dipungkiri salah satu nama kandidat tersohor yang bisa dikatakan sebagai peran yang cukup antagonis, tegas, dan blak-blakan yang menjadi saingan yang patut diperhitungakan dalam kancah percaturan politik DKI adalah Basuki Tjahya Purnama atau lebih lasim disebut di masyarakat Pak Ahok. 

Konstalansi pun mulai terbangun demi menaikkan tendensi perhatian Publik dari Nitizen dan middle class yang berujung pada siapa menggusung siapa,siapa yang mendapat apa, siapa menjegal , dan siapa yang menjual apa.meskipun para elit politik dan partai politik belum menggambil sikap namun, para petarung dan kandidat ini masih percaya akan elektabiltas dan popularitas masing-masing, Al hasil pertarungan ini mulai memasuki prepare popularitas masing-masing, komunikasi politik mulai dibangun baik kelas elit dan yang paling penting kendaraan yang dipakai( Partai Politik).

Partai Politikpun masih meraba-meraba dan meneropong para kandidat yang layak dan pantas memakai kendaraan partai politik dan tentunya para peninggi-peninggi partai cukup selektif memilih kandidat , meskipun ada kandidat yang melewati jalur Independen, namun merupakan tugas berat dan memerlukan biaya yang cukup besar dalam merekrut simpatisannya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline