Lihat ke Halaman Asli

Merefleksikan antara Pengalaman, Masa Kini, dan Masa Depan

Diperbarui: 13 Oktober 2020   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

'KITA', siapapun dia, pasti akan merasakan hal yang sama ketika berada di posisi yang sama.Misalnya, hari ini ada yang berada di posisi sebagai pekerja/Buruh baik di kantoran, lapangan dll. Otomatis setiap bulan sudah punya penghasilan sendiri yang di sepakati sebelumnya.

Begitu pun dengan posisi yang lain, seperti orang yang belum bekerja (Sementara mencari pekerjaan) pasti hidup selalu di bawah tekanan, baik itu tekanan kebutuhan maupun tekanan batin (Pikiran).

Banyak yang bisa dibuktikan terkait dengan tekanan kehidupan yang menjadikan seseorang itu menjadi pikirkan (Survei orang yang sudah kerja dan belum kerja), baik itu tentang kehidupan sehari-hari maupun kehidupan yang akan datang (Masa depan).

Karena yang sudah berpenghasilan saja masih kepikiran dengan hal-hal kecukupan kebutuhan sehari-hari. Apa lagi dengan orang yang belum punya penghasilan (Sementara mencari pekerjaan), pasti agak sulit untuk mendeskripsikan karena belum memiliki penghasilan sendiri, karena tuntutan kenyataan yang ada di Dunia ini semakin menggila.

Apalagi dengan berbagai perubahan, baik dari segi sistem maupun aturan yang selalu mau ter-update/selalu baru yang walaupun punya plus-minusnya. Guna untuk kemajuan pembangunan manusianya maupun bangunan.

Benar, setiap update-tan sistem atau aturan terbaru, pasti selalu kontroversi. Ada yang mendukung ada juga yang menolak, karena berselisih paham.

Buktinya, kejadian-kejadian yang terjadi ketika adanya perubahan sistem atau aturan.

Banyak yang jadi korban baik itu fasilitas umum maupun pribadi selalu terjadi kerusakan, manusia-manusia ada yang jadi korban (Meninggal, terluka) ketika adanya aksi penolakan. Tetapi itulah yang terjadi, akibat dari perbedaan pendapat, ekonomi, politik.

Sangat di sayangkan jika orang-orang tidak mengetahui problem yang sebenarnya terjadi tetapi jadi korban.

Sehingga, selagi masih bisa berbuat baik, usahakan selalu lakukan. Agar setiap tindakan yang kita lakukan selalu diingatkan "Karena hidup memang sekali, tetapi perbuatan yang akan selalu terjadi".

Seperti apa yang disampaikan oleh 'Noah' melalui lirik lagu bahwa "Tidak ada yang abadi" artinya semua yang kita miliki saat ini hanyalah sementara, jadi teruslah berbuat baik agar bisa menjadi berkat buat yang lain. Dan bisa menunjukkan happy ending-nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline