Lihat ke Halaman Asli

080Lulu Kanti Parastiti

Pelajar/Mahasiswa

Guru 2022 Wajib Tahu! Begini Langkah Penerapan Pembelajaran Proyek dalam Kurikulum Merdeka SD

Diperbarui: 20 Juli 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia meluncurkan kurikulum baru pada 12 Februari 2022 yang telah diuji coba pada 2.500 SD penggerak pertama dan ditujukan untuk memperbaiki penurunan tingkat pendidikan setelah masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. Kurikulum tersebut adalah kurikulum merdeka belajar, dimana kurikulum ini dirancang dengan kefleksibelan dan keluesan pengelolaan pendidikan kepada satuan pendidikan dengan menyesuaikan keadaan di lingkungan sekolah masing-masing. Baik berkaitan dengan kurikulum operasional sekolah, perangkat pembelajaran yang digunakan, cepat lambatnya penyampaian materi pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya.

Struktur kurikulum merdeka belajar berbeda dengan struktur kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kurikulum merdeka belajar dilaksanakan melalui dua (2) kegiatan, yakni :

  1. Intrakuler (80%) yang memfokuskan pada capain belajar siswa dari materi, konten serta teori yang telah dipelajari.
  2. Pembelajaran Proyek Pelajar Pancasila (20%) dimana semua kegiatan pembelajaran atau semua mata pelajaran terdapat sisipan terkait aksi pelajar Pancasila.

          Mengapa harus pembelajaran berbasis proyek (PBP)?

Hal ini dikarenakan bahwa siswa di sekolah tidak hanya belajar tentang teori, tentang konten dan materi. Namun di sekolah siswa juga mulai belajar tentang kehidupan, seperti berlatih bekerjasama, mengungkapkan ide dan pendapat, memecahkan masalah, tanggung jawab, kepedulian, dan masih banyak lainnya yang mereka butuhkan saat terjun dalam masyarakat. Nah, melalui pembelajaran berbasis proyek  inilah media paling efektif untuk mengajarkan hal-hal tersebut.

Untuk mewujudkan itu tentu perlu adanya rancangan kegiatan yang runtut dan teratur. Adapun langkah-langkah untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut.

  1. Pra Kegiatan.  Tahap pra kegiatan ini menjadi ranah guru, tim koordinator dan tim fasilitasi yang akan menentukan tema dan juga jadwal pembelajaran. Dimana guru harus menentukan kompetensi inti yang akan dijadikan tema proyek dan kemudian tim coordinator dan fasilitasi yang akan merancang alokasi waktu serta perencanaan jadwal proyek untuk disetujui kepala sekolah.

  2. Pengenalan.   Pada tahap ini guru harus mengenalkan tentang tema apa yang akan dipelajari. Strategi gabungan pertanyaan pemantik dan permasalahan autentik di awal kegiatan proyek / pembelajaran dapat dilakukan untuk merangsang ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Salah satu cara efektif adalah dengan memutarkan sebuah video yang menarik dan emosioanl sesuai dengan tema yang dilakukan.

  3. Kontekstualisas.   Kontekstualisasi adalah mengaitkan materi dengan permasalahan nyata yang dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat menyajikan permasalahan tersebut ke dalam kelas melalui paparan informasi dan berbagai media, mengundang narasumber, atau mengajak siswa langsung mengamatinya di lapangan. Intinya, pada tahap ini siswa bisa meyakini bahwa apa yang dipelajari benar-benar berhubungan dengan kehidupan mereka. Pada tahap ini nanti juga akan dilakukan perancangan kegiatan yang akan dilakukan, pertama yaitu membuat perencanaan antara guru dan siswa bentuk kegiatan dan aturan main proyek yang akan dilakukan. Kedua, penyusunan jadwal, dimana guru memberikan rambu-rambu sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Ketiga, menentukan bahan dan alat yang akan dibutuhkan. Dengan melibatkan siswa diharapkan dapat mengutarakan ide, pendapat serta pemikiran-pemikiran mereka dalam kegiatan ini.

  4. Aksi.    Tahap aksi adalah tahap inti dari pembelajaran berbasis proyek, dimana mereka para siswa akan melakukannya melalui beberapa kegiatan, misal kegiatan 1) Membentuk kelompok; 2) Menyiapkan alat dan bahan; 3) Diskusi dengan kelompok; hingga proyek berjalan sesuai dengan rencana awal. Kunci dari implementasi kegiatan proyek adalah keterlibatan belajar siswa (student engagement) dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik sebagai fasilitator pembelajaran perlu terus berkreasi untuk meningkatkan partisipasi belajar seluruh siswa dalam serangkaian kegiatan yang sedang dilakukan. Adapun beberapa aksi yang dapat dilakukan antara lain seperti kegiatan membuat poster, kegiatan wawancara, dan membuat karya lainnya.

  5. Perayaan & Display Proyek.    Tahap ini bertujuan untuk memberi apresiasi pada siswa terhadap apa yang sudah mereka lakukan. Tahap ini dapat dilakukan dengan membuat pameran kecil, lomba puisi setelah kegiatan menciptakan puisi, dan lain sebagainya. Dengan begitu, siswa akan merasa puas dan bangga atas apa yang sudah dilakukan sehingga dapat membangun semangat mereka dalam kegiatan belajar berikutnya.

  6. Evaluasi dan refleksi.    Guru sebagai perancang kegiatan harus mengevaluasi, menilai, mendokumentasikan kegiatan dan termasuk membuatkan rapot proyek. Selain itu refleksi juga diperlukan guru dan siswa untuk menilik kelebihan dan kekurangan sebagai acuan perbaikan proyek selanjutnya.

Demikian langkah-langkah yang diperlukan untuk persiapan kegiatan belajar dalam kurikulum merdeka, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline