Lihat ke Halaman Asli

Tanaman dan Keberlangsungan Kehidupan

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam amanatnya, Mahatma Gandhi berkata “ Bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, tapi bumi tidak akan cukup untuk memenuhi keserakahan satu orang manusia”.

Kondisi bumi semakin hari kian mengenaskan,realitas ini, diperparah dengan usia bumi yang sudah semakin tua. Fakta ini pada akhirnya, mengugah kesadaran dari masyarakat dunia akan eksitensi bumi bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Lembaga konservasi lingkungan independen, World Wide Fund (WWF) baru saja merayakan hari jadinya yang ke 50. Dalam acara tersebut, para peserta, selain bersepeda bersama, juga membagikan 1500 bibit pohon kepada warga yang sedang menikmati'car free day' di kawasan Bunderan HI.Acara yang dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan serta Menko Perekonomian Hatta Rajasa, yang turut andil membagikan bibit pohon.

Jika menilik kebelakang, jauh sebelum acara ini terselenggara Hatta Rajasa telah mengajak masyarakat luas untuk menanam satu pohon saat hari-hari penting seperti pada hari ulang tahun, acara lamaran, perkawainan hingga dapat momongan. Dalam sebuah kesempatan dirinya menjelaskan upaya pemerintah dalam menyelamatkan lingkungan alam dari berbagai kerusakan, dengan program penanaman 1,3 miliar pohon.

Ajakan ini, menunjukan manfaat pohon bagi kelangsungan hidup semua mahlukhidup yang menempati bumi ini. Langkah ini sangat penting, dan tidak bisa di kesampingkan.Pohon yang ditanam oleh manusia, bukan hanya sebatas melindungi dari kerusakan lingkungan.Namun memberi sumber penghidupan bagi semua makhluk hidup, terbukti dengan adanya tanaman disekitar kitamampu menyerap karbonmonoksida dan memproduksi oksigen. Tanpa adanya tanaman dalam kehidupan, akan menciptakan ketidakseimbangan dalam lingkungan yang berdampak bagi kehidupan manusia.

Di mata dunia internasional, Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang berkomitmen melestarikan lingkungan. Bahkan negara yang memiliki hutan cukup luas di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat keberadaan hutanyang di miliki Indonesia lebih dari 67 persen keberadaan hutan di dunia.

Hutan di Indonesia, tidak hanya berguna bagi Indonesia, tetapi seluruh dunia, sehingga Indonesia dianggap sebagai paru-paru dunia. Tidak mengherankan dari kenyataan ini sampai diadakannya perjanjian Indonesia dengan negara lain dalam upaya penyelamatan hutan.

Meski upaya melestarikan hutan genjar secara massif didengungkan dalam berbagai forum baik yang bersifat regional maupun internasional, namun sangat disayangkan eksitensi hutan di Indonesia mengalami penurunanluas setiap saat.Illegal logging kerap terjadi, pembukaan hutan untuk tempat tinggal ataupun pertanian yang menghiasi terjadinya penggundulan hutan. Kenyataan ini diperparahdenganadanya kebakaranhutan yang ditimbulkan kemarau berkepanjangan.

Lebih memilukan penebangan bukan hanya terjadi di sekitar hutan semata, melainkantelah merambah di pemukiman, terutama di perkotaan. Sebenarnya, pemerintah telah mengeluarkan peraturan, setiap pemukiman harus menyisakan sekitar 20 persen lahannya untuk ruang terbuka hijau. Peraturan ini sering kali dikesampingkan bahkan dilanggar, terutama oleh para pengembang untuk mengejar keuntungan tanpa memperhatikan keadaan lingkungan sekitar.

Dalam pertemuan Komisi Tingkat Tinggi Rio+20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 20-22 Juni 2012 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memberikan menyumbangkan pemikiran, pandangan, dan rasa kepedulian dirinya terhadap pentingnya pertumbuhan berkelanjutan dan berkeadilan bagi tatanan global.

Komitmen Indonesia untuk mengubah model pembangunan Indonesia ke arah ekonomi hijau yang menekankan pada pertumbuhan kesejahteraan tanpa mengabaikan pelestarian lingkungan. Konsep ini, menitik beratkan pada pembangunan yang diarahkan untuk mencapai tiga sasaran besar, yaitu pertumbuhan ekonomi yang akan menjamin lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan, perlindungan lingkungan, khususnya fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta keadilan sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline